> >

Wow! Taktik Baru Rusia Disebut Tak akan Berguna Hadapi Rudal HIMARS Buatan AS yang Digunakan Ukraina

Krisis rusia ukraina | 12 Agustus 2022, 15:58 WIB
Sistem rudal artileri mobilitas tinggi HIMARS. (Sumber: Corey Dickstein/Savannah Morning News via AP, File)

KIEV, KOMPAS.TV - Rusia dilaporkan telah memiliki taktik baru untuk menghadapi rudal HIMARS buatan Amerika Serikat (AS) yang digunakan Ukraina.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, Kamis (11/8/2022).

Ia mengungkapkan, pasukan Rusia tengah berada dalam kondisi putus asa karena sistem roket artileri mobilitas tinggi tersebut.

Danilov pun mengungkapkan bahwa taktik baru itu disebut sebagai “penyebaran”.

Baca Juga: Pentagon Sebut Rusia Tak Lagi Superior di Langit Ukraina Berkat HIMARS dari AS

Namun, ia menegaskan, hal itu tak akan memberikan pengaruh besar dalam menghadapi HIMARS.

“Mereka sekarang mengurangi penumpukan amunisi dan lainnya. Tetapi itu tak membantu mereka,” katanya dikutip dari Newsweek.

 

Sejauh ini, AS telah mengirimkan 16 HIMARS ke Ukraina untuk dipakai menghadapi Rusia.

Penggunaan HIMARS tersebut pun menarik perhatian pada beberapa pekan terakhir setelah dilaporkan mengalami kesuksesan dalam menghadapi Rusia.

Puluhan depot amunisi Rusia dilaporkan berhasil dihancurkan Ukraina, yang disebut menjadikan Rusia berusaha menyebarkan amunisinya.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia dan Ukraina belum memberikan konfirmasi terkait taktik baru Rusia untuk menghadapi HIMARS itu.

Baca Juga: Rusia Bantah Kim Jong-Un Bakal Kirim 100.000 Tentara Korea Utara ke Ukraina: Itu Cerita Palsu

Danilov sendiri menegaskan bahwa tentara Rusia begitu ketakutan terhadap senjata tersebut.

“Pertama, mereka tak tahu dari mana rudal itu terbang, mereka tak mampu menghalaunya. Mereka seperti kesurupan,” tuturnya.

Menurut Danilov, kesuksesan Ukraina dengan HIMARS tak pernah diharapkan Rusia.

Pejabat AS dan Ukraina sendiri berulang kali menggembar-gemborkan efektivitas HIMARS terhadap target Rusia.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Newsweek


TERBARU