Tak Takut Putin, Miliuner Rusia Ungkap Cara Kremlin Tekan Oligarki yang Tak Mau Membantu
Krisis rusia ukraina | 11 Agustus 2022, 11:22 WIBLONDON, KOMPAS,TV - Miliuner Rusia, Boris Mint, menegaskan dirinya tak takut dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan ikut menentang serangan Rusia ke Ukraina.
Kebanyakan oligarki di Rusia memilih diam terkait perang, serta menghindari kritik ke Kremlin.
Menurut Mints, hal itu terjadi karena mereka semua ketakutan.
Mint menegaskan setiap orang yang mengeritik Putin secara terbuka, sangat khawatir terhadap keamanan pribadi.
Baca Juga: Sumpah Zelenskyy: Perang Rusia-Ukraina Dimulai dari Krimea, Harus Diakhiri Pembebasan Krimea
Kremlin sendiri memiliki reputasi membungkam kritik terbuka terhadap Putin, dengan konten dari saluran berita Rusia yang dikontrol.
Demonstrasi yang tak berizin juga telah dilarang di Rusia sejak 2014.
Namun, ia mengaku dirinya tak takut untuk mengungkapkan keberatannya.
“Saya tak memiliki keinginan hidup di tempat perlindungan bom, seperti tuan Putin,” ujarnya dilansir BBC, Kamis (11/8/2022).
Miliuner berusia 64 tahun yang membangun kekayaannya pada perusahaan investasi O1, mengungkapkan Rusia memiliki cara untuk menghukum para pemilik bisnis dan oligarki yang bertoleransi terhadap rezim.
Menurutnya cara yang dilakukan adalah membuka sebuah kasus kriminal yang dipalsukan terhadap usaha para pelaku bisnis dan oligarki tersebut.
“Kasus kriminal akan memiliki dampak tak hanya kepada pemilik, tetapi juga ke keluarga dan karyawannya,” tutur Mints.
Baca Juga: Kim Jong-Un Diyakini Menderita Covid-19, Adiknya Malah Salahkan Korea Selatan
“Setiap pemimpin usaha yang bebas dari (Putin) akan dilihat sebagai ancaman, karena ia dianggap mampu membiayai oposisi atau meningkatkan protes, sehingga orang-orang itu dianggap sebagai musuh Putin, dan oleh sebab itu menjadi musuh negara,” tambahnya.
Mints sediri pernah merasakan situasi seperti itu, ketika dirinya secara terbuka mengekritik kebijakan Putin pada 2014 dengan menganeksasi Krime dari Ukraina.
Pada 2015, Mints pun merasa harus meninggalkan Rusia dan pergi ke Inggris, karena meningkatnya tindakan keras terhadap oposisi.
Hal itu ditandai dengan ditembaknya pengeritik Putin, Boris Nemtsov hingga tewas.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BBC