> >

Kim Jong-Un Diyakini Menderita Covid-19, Adiknya Malah Salahkan Korea Selatan

Kompas dunia | 11 Agustus 2022, 10:35 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un diyakini terkena Covid-19 setelah dilaporkan mengalami demam. (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP, File)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un diyakini menderita Covid-19, setelah dilaporkan mengalami demam.

Keyakinan itu kian besar karena Kim Jong-un mengalami demam saat wabah Covid-19 di negara itu tengah memuncak.

Hal itu diungkapkan oleh adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong.

“Meski ia (Kim Jong-un) tengah sakit serius dengan demam tinggi, ia tak bisa hanya merebahkan diri memikirkan rakyatnya yang ia jaga hingga akhir di hadapan perang anti-epidemik,” tuturnya berdasarkan laporan KCNA dikutip dari BBC, Kamis (11/8/2022).

Baca Juga: Terekam Kamera, Detik-Detik Kecelakaan Pesawat di Jalan Tol Amerika Sampai Terbakar

Kim Yo-jong juga menyalahkan Korea Selatan atas wabah virus corona yang melanda negara tersebut.

Ia mengatakan selebaran yang diterbangkan dari perbatasan ke Korea Selatan dari pembelot ke Korea Utara terkontaminasi Covid-19.

 

Kim Yo-jong menegaskan mengirimkan selebaran tersebut sebagai kejahatan melawan kemanusiaan.

Ia juga menegaskan bahaya penyebaran penyakit menular melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi.

Hal itu langsung dibantah oleh Korea Selatah yang menyebutnya sebagai tuduhan tak berdasar.

Baca Juga: Putin Disebut akan Minta Kim Jong-un Kirim 100.000 Tentara ke Ukraina, Imbalannya Energi dan Gandum

Korea Utara sendiri memang lebih sering menggunakan istilah demam ketimbang tertular Covid-19, karena kurangnya alat pengujian.

Kim Jong-un sendiri sebelumnya mendeklarasikan kemenangan gemilang Korea Utara atas virus tersebut, dan memuji keuletan yang gigih dari Korea Utara.

Ia juga memerintahkan agar pembatasan dicabut dan memuji keajaiban dari hanya 74 kematian akibat virus tersebut.

Korea Utara sendiri tak melaporkan kasus baru sejak 29 Juli, namun pengawasa internasional mengatakan negara itu memiliki pengujian terbatas.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU