Viktor Bout, Saudagar Kematian di Pusat Ontran-Ontran Pertukaran Tahanan Rusia-Amerika
Krisis rusia ukraina | 6 Agustus 2022, 04:40 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Pengadilan Rusia menghukum bintang basket perempuan Amerika Serikat (AS), Brittney Griner sembilan tahun penjara atas kepemilikan narkoba, Kamis (4/8/2022). Griner pun menambah daftar orang tersohor Amerika yang ditahan di Moskow.
Sebelumnya, Rusia telah menahan veteran marinir AS, Paul Whelan dengan hukuman 16 tahun penjara sejak 2018. Whelan diputus bersalah atas kasus spionase.
Putusan terhadap Griner pun menambah urgensi pemerintah AS untuk membebaskan keduanya.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan bahwa pihaknya hendak membebaskan Griner dan Whelan dan telah mengirim “proposal substansial” ke Kremlin.
Menurut laporan Associated Press, seorang pejabat yang familiar dengan rencana pertukaran tahanan ini menyebut Washington menawari Moskow pembebasan Viktor Bout, pedagang senjata Rusia yang kini ditahan AS.
Baca Juga: Keras, AS Paksa Rusia untuk Menerima Kesepakatan Pertukaran Tahanan
Viktor Bout sendiri saat ini melakoni hukuman 25 tahun kurungan sejak 2010 di penjara federal AS. Ia didakwa berkonspirasi menjual senjata senilai puluhan juta dolar AS kepada kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).
Di Rusia, Bout adalah sosok tersohor yang sepak terjangnya kerap mengisi perdebatan publik. Moskow dilaporkan telah berulang kali mengupayakan pembebasannya.
Lalu, siapakah Viktor Bout? Bagaimana sepak terjangnya sehingga menjadi pusat ontran-ontran rencana pertukaran tahanan Rusia-AS di tengah memburuknya hubungan Washington-Moskow akibat perang di Ukraina?
Profil Viktor Bout: Saudagar Kematian, Dewa Perang Rusia
Viktor Bout memiliki sejumlah julukan sangar yang menggambarkan sepak terjangnya sebagai pedagang senjata: Saudagar Kematian, Dewa Perang, Penghancur Sanksi, Bill Gates-nya Perdagangan Senjata.
Namanya kembali mengemuka usai muncul laporan-laporan media bahwa Washington hendak menggunakannya untuk membebaskan Brittney Griner dan Paul Whelan.
Menurut laporan The Guardian, sebelum berkiprah sebagai pedagang senjata, kehidupan Bout diselimuti misteri. Para penulis biografinya menyebut si Saudagar Kematian lahir di Dushanbe, Tajikistan pada 1967, waktu itu masih menjadi bagian Uni Soviet.
Ayah-ibunya adalah pasangan mekanik mobil dan penjaga toko buku. Ketika memasuki usia dewasa, Viktor Bout mengawali karier dengan terjun ke institusi militer Uni Soviet.
Baca Juga: Rusia Tuding Militer AS Sudah Terlibat Langsung dalam Konflik Ukraina
Viktor Bout dilatih menjadi penerjemah di Institut Bahasa Asing Angkatan Bersenjata Uni Soviet. Ia kemudian bekerja sebagai penerjemah bersama tentara Soviet di Angola pada 1980-an hingga naik pangkat menjadi letnan.
Karier Bout sebagai pedagang senjata meroket ketika masa-masa awal runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Alasannya, ia kemudian memiliki modal besar untuk menjadi Dewa Perang, yakni akses ke armada pesawat tempur Soviet dan persediaan senjata yang surplus.
Viktor Bout diyakini telah menjual senjata ke bermacam kelompok di berbagai zona konflik, mulai dari Taliban dan Aliansi Utara (Afghanistan), Revolutionary United Front (Sierra Leone), pemerintahan Charles Taylor (Liberia), Unita (Angola), berbagai kelompok bersenjata di Kongo, serta kelompok Abu Sayyaf (Filipina).
Bahkan, Bout diyakini pernah bermitra dengan kontraktor militer Amerika selama Perang Irak.
Pria yang dirumorkan menguasai enam bahasa itu pun menjelma jadi salah satu orang paling dicari sedunia. Berbagai surat perintah penangkapan internasional diterbitkan atas namanya.
Baca Juga: China Kepung Taiwan dengan Latihan Militer, Pengamat: Ini Gladi Perang, Persiapan Reunifikasi Paksa?
Sosok Bout semakin tersohor usai film Hollywood berjudul Lord of War dirilis pada 2005. Film yang dibintangi Nicolas Cage ini disebut diangkat dari kisah Viktor Bout.
Dugaan hubungan gelap Viktor Bout dengan elite politik Rusia
Kalangan pengamat menyebut hubungan Viktor Bout dengan elite-elite politik Moskow segelap kiprah perdagangan senjatanya. Begitu juga hubungannya dengan elite intelijen Rusia.
“Dia terlihat amat dihargai dan dihormati di kalangan intelijen militer,” kata jurnalis investigatif sekaligus pakar keamanan Rusia, Andrei Soldatov kepada The Guardian.
Soldatov menambahkan, Bout sangat mungkin pernah bekerja untuk Direktorat Intelijen Utama (GRU), badan intelijen terbesar Rusia, selama bertugas di Angola.
“Fakta bahwa dia dapat dilibatkan dalam pertukaran (tahanan dengan AS) menunjukkan nilainya bagi dinas intelijen,” katanya.
Baca Juga: Video Viral Serdadu Rusia yang Kebiri Tawanan Ukraina Disebut Asli, Kiev Murka: Negeri Kanibal!
Viktor Bout ditangkap dalam operasi Penegak Hukum Narkoba Pemerintah AS (DEA) di sebuah hotel mewah di Bangkok, Thailand pada 2008. Ia kemudian diekstradisi ke AS dan divonis 25 tahun penjara di pengadilan New York.
Jaksa penuntut mendakwanya menyetujui penjualan senjata yang digunakan untuk membunuhi orang Amerika. Ketika hakim mengetuk palu, Viktor Bout tak terima dan menyebut bahwa tuduhan terhadapnya sekadar “kebohongan.”
Waktu itu, pengacara Bout, Albert Dayan menyebut Washington memenjarakannya karena ia terlibat membantu kontraktor militer AS dalam Perang Irak.
Kini, Viktor Bout telah menghabiskan 12 tahun di penjara AS. Ia disebut melakoni masa tahanan bersama sejumlah tokoh neo-Nazi Amerika, termasuk Christopher Cantwell.
Menurut reporter Politico yang terlibat kontak dengan Cantwell, Chris Miller, Bout belakangan ini menyatakan bahwa Ukraina tidak berhak eksis sebagai negara. Ia juga disebut menyimpan foto Vladimir Putin di sel penjaranya.
Ketika dihukum, pejabat-pejabat Rusia yang gagal mencegah ekstradisi Bout, mengkritik putusan terhadapnya sebagai “tak berdasar dan bias”. Waktu itu, Moskow disebut akan mengupayakn repatriasi Bout dengan “cara apa pun sesuai hukum internasional.”
Apabila pertukaran tahanan antara Viktor Bout dengan Brittney Griner dan Paul Whelan berlangsung lancar, Bout diyakini akan disambut bak pahlawan di Rusia seperti Anna Chapman, seorang mata-mata yang dipulangkan berkat pertukaran tahanan pada 2010.
Baca Juga: Beijing-Taipei Memanas, Kemlu RI Siapkan Rencana untuk WNI di Taiwan jika Ada Eskalasi
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/The Guardian