> >

Moskow Bela Beijing yang Lakukan Latihan Militer Dekat Taiwan: Itu Hak Kedaulatan China

Kompas dunia | 4 Agustus 2022, 20:16 WIB
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hari Kamis (4/8/2022) menyatakan China memiliki hak berdaulat untuk mengadakan latihan militer besar di sekitar Taiwan dan menuduh Amerika Serikat (AS) secara artifisial memicu ketegangan di kawasan itu. (Sumber: Straits Times)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kremlin menyatakan China memiliki hak berdaulat untuk mengadakan latihan militer besar di sekitar Taiwan, Kamis (4/8/2022). Kremlin juga menuduh Amerika Serikat (AS) secara artifisial memicu ketegangan di kawasan itu, seperti laporan Straits Times.

Pada Kamis (4/8), China menembakkan beberapa rudal di sekitar Taiwan, saat meluncurkan latihan militer dengan komposisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Latihan militer itu digelar sehari setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai wilayah kedaulatannya.

Ditanya tentang latihan militer China, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "Ini adalah hak kedaulatan China."

"Ketegangan di kawasan dan sekitar Taiwan diprovokasi oleh kunjungan Nancy Pelosi," kata Peskov kepada wartawan melalui konferensi video. "Itu adalah kunjungan yang sama sekali tidak perlu dan provokasi yang tidak perlu."

China melakukan "serangan rudal presisi" di Selat Taiwan dan di perairan lepas pantai timur Taiwan sebagai bagian dari latihan militer, meningkatkan ketegangan di kawasan itu ke level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.

China sebelumnya mengumumkan latihan militer oleh angkatan laut, angkatan udara, dan departemen lainnya sedang berlangsung di enam zona di sekitar Taiwan. Taiwan sendiri diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri, dan jika perlu, dianeksasi secara paksa.

Baca Juga: Beijing Luncurkan 2 Rudal Dongfeng, Taiwan Sebut Cara China Serupa dengan Korea Utara

Sebuah proyektil diluncurkan dari lokasi yang tidak ditentukan di China, Kamis, 4 Agustus 2022. China mengatakan pihaknya melakukan serangan rudal presisi di Selat Taiwan pada hari Kamis sebagai bagian dari latihan militer (Sumber: CCTV via AP Photo)

China menembakkan proyektil peledak jarak jauh, kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat, sayap militer Partai Komunis yang berkuasa, dalam sebuah pernyataan.

Ia juga mengatakan telah melakukan beberapa peluncuran rudal konvensional di tiga wilayah berbeda di perairan timur Taiwan.

Gambar yang menyertainya di CCTV menunjukkan penembakan itu terjadi di utara, timur, dan selatan.

“Semua rudal mengenai sasaran secara akurat,” kata Komando Teater Tempur Timur dalam pengumumannya.

Beberapa dari peluncuran itu dikonfirmasi, berdasarkan tanggapan Kementerian Pertahanan Taiwan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, pihaknya melacak penembakan rudal seri Dongfeng China yang dimulai sekitar pukul 13:56 hari Kamis.

Baca Juga: China Kepung Taiwan dengan Latihan Militer, Taipei Siapkan Perlawanan

sebuah proyektil diluncurkan dari lokasi yang tidak ditentukan di China, Kamis, 4 Agustus 2022. China mengatakan pihaknya melakukan serangan rudal presisi di Selat Taiwan pada hari Kamis sebagai bagian dari latihan militer (Sumber: CCTV via AP Photi)

Dikatakan dalam sebuah pernyataan, mereka menggunakan berbagai sistem pengawasan peringatan dini untuk melacak peluncuran rudal.

Kemudian Taiwan dilaporkan menghitung total 11 rudal Dongfeng meluncur di perairan di utara, timur dan selatan.

Kementerian Pertahanan Taiwan juga mengatakan mereka melacak roket jarak jauh dan tembakan amunisi di pulau-pulau terpencil di Matsu, Wuqiu dan Dongyin.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken berpidato hari Kamis di Phnom Penh mengatakan, “Saya sangat berharap Beijing tidak akan membuat krisis atau mencari dalih untuk meningkatkan aktivitas militernya yang agresif. Kami negara-negara di seluruh dunia percaya eskalasi tidak memberi manfaat kepada siapa pun dan dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan yang tidak melayani kepentingan siapa pun.”

Undang-undang AS mengharuskan pemerintah untuk memperlakukan ancaman terhadap Taiwan, termasuk blokade, sebagai masalah yang "sangat memprihatinkan".

Latihan tersebut akan berlangsung dari Kamis hingga Minggu dan mencakup serangan rudal terhadap sasaran di laut utara dan selatan Taiwan, lebih besar dari latihan militer besar China terakhir yang bertujuan untuk mengintimidasi para pemimpin dan pemilih Taiwan yang diadakan pada 1995 dan 1996.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times/Associated Press


TERBARU