Azerbaijan Luncurkan Operasi Militer di Nagorno-Karabakh, Tuduh Armenia Langgar Perjanjian
Kompas dunia | 4 Agustus 2022, 08:09 WIBBAKU, KOMPAS TV - Tentara Azerbaijan telah melakukan operasi militer terhadap milisi etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, Rabu (3/8/2022).
Baku menuduh Armenia secara ilegal telah "membangun posisi tempur baru" di wilayah itu, menurut rilis di laman resmi Kementerian Pertahanan (Kemhan) Azerbaijan.
Perbuatan Yerevan, oleh Azerbaijan disebut "sangat melanggar" kesepakatan gencatan senjata pada 10 November 2020 lalu, yang dimediasi oleh Rusia. Baku juga menuduh adanya tindakan terorisme dan sabotase terhadap Unit Angkatan Darat Azerbaijan.
"Selama operasi, beberapa posisi tempur detasemen bersenjata Ilegal Armenia dihancurkan, dan serangan udara dilakukan pada unit militer yang ditempatkan di pemukiman Yukhari Oratagh, bekas wilayah Aghdara," kata Kemhan Azerbaijan.
"Akibatnya, tenaga kerja detasemen ilegal Armenia dimusnahkan dan terluka, serta beberapa howitzer D-30, kendaraan militer, dan sejumlah besar amunisi dihancurkan," tulis rilis tersebut.
Seperti dilaporkan Rusia Today, ketegangan telah meningkat di Nagorno-Karabakh selama beberapa hari terakhir.
Sebagian besar wilayah itu, yang secara resmi diakui sebagai teritorial Azerbaijan, berada di bawah kendali de-facto Yerevan. Nagorno-Karabakh diketahui juga menjadi rumah bagi mayoritas penduduk etnis Armenia.
Rusia, yang memiliki pasukan penjaga perdamaian di sana, menyebut telah terjadi "pelanggaran gencatan senjata" dan mengatakan pihaknya bakal mengambil langkah-langkah untuk "menyelesaikan" masalah yang timbul.
Baca Juga: Sekjen PBB: Perusahaan Migas Rakus, Keuntungan Nyaris $100 miliar di Tengah Krisis
Azerbaijan dan Armenia telah berperang sepanjang 44 hari pada 2020, di mana Azerbaijan merebut bagian-bagian Nagorno-Karabakh, wilayah yang dikendalikan oleh etnis Armenia sejak awal 1990-an, yang secara de-jure tetap di bawah kendali Baku.
Konflik berakhir dengan perjanjian gencatan senjata ketika pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah itu.
Situasi di lapangan tetap tegang kendati adan gencatan senjata, sebab dua belah pihak berulang kali saling memprovokasi satu sama lain.
Baca Juga: Siapa Pelosi, Apa Misinya ke Taiwan dan Mengapa China Sampai Ancam dengan Operasi Militer?
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/RT