Siapa Pelosi, Apa Misinya ke Taiwan dan Mengapa China Sampai Ancam dengan Operasi Militer?
Kompas dunia | 3 Agustus 2022, 13:49 WIBTAIPEI, KOMPAS.TV - Nancy Pelosi, Ketua DPR Amerika Serikat (AS), menjadi sorotan dunia setelah pada Selasa (2/8/2022) malam nekat mengunjungi Taiwan. Kehadirannya di wilayah itu, sudah membuat China berang, bahkan sejak masih dalam rencana.
Seperti dilaporkan Associated Press, Pelosi merupakan orang berpangkat tinggi pertama dari AS yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun terakhir.
Pelosi merupakan perempuan pertama yang pernah memimpin DPR AS. Dia kembali terpilih sebagai Ketua DPR pada Januari 2019.
Beberapa dekade terakhir, wanita kelahiran 26 Maret 1940 itumemang dikenal memiliki misi untuk mendukung gerakan demokrasi di negara yang terancam perpecahan.
Sebelumnya, Pelosi pernah merapat ke Lapangan Tiananmen, China, pada 1991, di mana saat itu ia bersama dua anggota parlemen AS mengibarkan spanduk kecil yang mendukung demokrasi, ketika petugas keamanan Tiongkok dengan kerutan di dahi mencoba untuk menutupnya.
BBC melaporkan tindakan Pelosi saat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa izin dari China selaku tuan rumah.
Misi Pelosi dan Alasan China Marah
"Kita harus mendukung Taiwan," kata Pelosi dalam tulisannya yang diterbitkan Washington Post, terkait lawatan ke Taiwan.
Ia mengutip komitmen yang dibuat AS terhadap demokrasi Taiwan di bawah undang-undang tahun 1979.
"Sangat penting bahwa Amerika dan sekutu kami menjelaskan bahwa kami tidak pernah menyerah kepada otokrat," lanjut Pelosi dalam tulisannya.
Baca Juga: Pelosi akan ke Taipei, Taiwan Siaga Perang Siapkan Tempat Perlindungan Rudal untuk Warga
Kunjungan Pelosi ke Taiwan semula dirahasiakan, tetapi isu kedatangannya telah mendorong peringatan keras dari China.
Untuk diketahui, lawatan Pelosi ke provinsi itu termasuk dalam "Tur Asia" yang meliputi kunjungan ke Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang.
BBC menyebut perjalanan Pelosi itu tidak didukung oleh Presiden AS Joe Biden, mengingat ketegangan AS-China yang kian meningkat.
Beberapa pejabat Gedung Putih bahkan mencoba menghalanginya. Biden baru-baru ini mengutip pendapat militer yang menyebut kunjungan ke Taiwan "bukan ide yang baik".
Baca Juga: Pelosi akan ke Taipei, Taiwan Siaga Perang Siapkan Tempat Perlindungan Rudal untuk Warga
Tak berselang selepas Pelosi tiba di Taipei, Ibu Kota Taiwan, Beijing langsung mengeluarkan peringatan operasi militer.
Hal itu dinyatakan oleh Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, seperti diberitakan CGTN, yang menyebut China bakal bikin serangkaian operasi militer sebagai bentuk balasan. Wu berikrar negaranya mempertahankan integritas teritorial dan kedaulatan nasional.
Selama ini, China mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari negaranya, sesuai prinsip Satu China. Lawatan pejabat AS sekaliber Pelosi dianggap mendorong Taipei memisahkan dari dari negara itu.
Beijing yang menganggap Taiwan sebagai provinsi pengkhianat, sebelumnya telah berulang kali memperingatkan AS bahwa jika Pelosi mengunjungi Taipei, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tidak akan tinggal diam.
Baca Juga: Buntut Kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan, China Janji Luncurkan Operasi Militer sebagai Balasan
Di tengah ancaman itu, militer AS bersiaga dengan meningkatkan pergerakan di kawasan Indo-Pasifik.
Kapal induk USS Ronald Reagan bersama kapal lainnya telah berada di Laut Filipina sejak Senin (1/8), menurut keterangan pejabat yang berbicara secara anonim, untuk membahas operasi militer.
AP juga melaporkan kapal penjelajah USS Antietam dan kapal perusak USS Higgins meninggalkan Singapura setelah kunjungan pelabuhan dan bergerak menuju ke utara.
Kapal induk ini memiliki berbagai pesawat, termasuk jet tempur dan helikopter F/A-18, serta sistem radar canggih dan senjata lainnya.
Di sisi seberang, China menyiagakan militer beserta alutsista mereka di sekeliling pulau Taiwan. Beijing menerbangkan lebih dari 20 pesawat tempur di wilayah udara provinsi Taiwan, tepat pada malam ketika Pelosi tiba, seperti dilaporkan Starits Times.
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Desy-Afrianti
Sumber : AP/BBC/CGTN/Starits Times