> >

Kiprah Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos yang Wafat Hari Ini, Salah Satu Tokoh Kunci People Power

Kompas dunia | 31 Juli 2022, 18:40 WIB
Fidel Ramos, kanan, bersama Presiden Filipina Corazon Aquino pada 1986. Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos meninggal dunia di usia 94 tahun pada hari ini, Minggu (31/7/2022). (Sumber: Phil Star News)

Momen itulah yang memulai Revolusi Kekuatan Rakyat yang akhirnya menggulingkan Marcos.

Baca Juga: AS Peringatkan akan Bela bila Filipina Diserang, Desak China Stop Provokatif di Laut China Selatan

Pada pertengahan 1980-an, Ramos pernah menjadi kepala polisi nasional Filipina di bawah pemerintahan Ferdinand Marcos, sebelum membelot dan bergabung dengan protes "People Power" atau "Kekuatan Rakyat" yang menggulingkan diktator tersebut pada 1986. (Sumber: Rappler)

Untuk menghormatinya, pada tahun 2000, kelompok alumni Akademi Militer AS di West Point mengutip "peran terpentingnya dalam mengembalikan demokrasi ke Filipina", di mana ia dinobatkan sebagai pahlawan militer revolusi.

Ramos lahir pada 18 Maret 1928 di kotamadya Lingayen di provinsi Pangasinan, utara ibu kota Filipina. Ia adalah putra anggota parlemen dan diplomat, Narciso dan Angela, seorang pendidik.

Ramos lulus dari West Point AS pada 1950 dan memperoleh gelar master di bidang teknik sipil dari University of Illinois pada tahun berikutnya.

Dia memperoleh dua gelar master lagi dalam bidang keamanan nasional pada 1969 dari National Defense College of the Philippines, dan bidang administrasi bisnis pada 1980 dari Universitas Ateneo de Manila, menurut yayasan Ramos.

Awal kariernya dihabiskan sebagai tentara Filipina yang berkecimpung di berbagai bidang termasuk pengintaian dan pasukan khusus.

Baca Juga: Keluarga Marcos di Filipina Disebut Tak Sama dengan Keluarga Cendana di Era Orde Baru, Ini Alasannya

Fidel Ramos bersama presiden Filipina saat itu, Corazon Aquino. Pada pertengahan 1980-an, Ramos pernah menjadi kepala polisi nasional Filipina di bawah pemerintahan Ferdinand Marcos, sebelum membelot dan bergabung dengan protes "People Power" atau "Kekuatan Rakyat" yang menggulingkan diktator tersebut pada 1986. (Sumber: Phillippine Star)

Dia naik pangkat dan pada 1972, diangkat sebagai kepala Kepolisian Filipina.

Tiga tahun kemudian, ia menjadi Dirjen Polisi lalu menjadi wakil kepala staf angkatan bersenjata pada 1981 dan menjabat sebagai penjabat kepala staf angkatan bersenjata menjelang akhir pemerintahan Marcos.

Ramos menang tipis dalam pemilihan presiden pada 1992 dengan kurang dari seperempat suara, pluralitas terendah dalam sejarah pemilihan negara itu hingga pemilihan presiden tahun 2022, yang dimenangi dengan telak oleh putra Marcos, Bongbong.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times


TERBARU