> >

Miris, Prajurit Rusia Akui Hanya Diberi Latihan Lima Hari sebelum Dikirim Perang ke Ukraina

Krisis rusia ukraina | 22 Juli 2022, 17:36 WIB
Ilustrasi tentara Rusia di Ukraina. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang prajurit Rusia mengungkapkan hanya berlatih selama lima hari sebelum dikirim perang ke Ukraina.

Prajurit yang hanya diketahui bernama Ivan itu, demi menyembunyikan identitasnya, bahkan tidak tahu cara mengoperasikan senapan mesin sebelum dikirim ke Ukraina.

Hal itu berbeda dengan pernyataan laman resmi Kementerian Pertahanan Rusia.

Mereka menegaskan, siapa pun yang bergabung dengan tentara Rusia harus menyelesaikan empat pekan gabungan latihan senjata, dengan total 240 jam.

Baca Juga: Rusia dan Korea Utara Kian Mesra, Pekerja Negara Kim Jong-Un Bakal Dikerahkan untuk Perbaiki Donbas?

Berdasarkan hukum Rusia, prajurit tak bisa dikirim berperang kecuali mereka menyelesaikan empat bulan latihan.

Ivan, 31 tahun, yang bergabung dengan kontrak tiga bulan bersama Kementerian Pertahanan pada April lalu, mengatakan, latihan yang ia jalani tidak cukup.

“Ketika operasi militer khusus dimulai, meski sebenarnya ini perang, saya menganggapnya sebagai tragedi pribadi,” tutur Ivan dilansir dari Daily Star.

“Saya berkata pada diri sendiri, bahwa saya ingin pergi ke sana dan tak ada yang akan menghentikan saya. Saya seorang patriot,” tambahnya.

Setelah menandatangani kontrak, ia dipindahkan ke markas militer di Belgorod, dan dalam dua pekan ia sudah ada di garis depan.

“Setelah semua tes medis, mereka bertanya kepada saya jika saya siap pergi ke pangkalan militer dua hari kemudian,” ujarnya.

“Mereka melatih kami selama lima hari, kami menunggu selama lima hari untuk rotasi pasukan, dan kemudian kami menempati posisi,” tambahnya.

Ivan mengatakan, pasukan melakukan latihan informal sembari menunggu untuk dikerahkan, melatih keterampilan tempur, menyerbu gedung dan pertahanan menyeluruh dari jam 10 pagi sampai jam 7 malam.

Baca Juga: Zelensky Ngamuk Disebut Sakit dan Tak Mampu Kontrol Ukraina: Berita Bohong yang Disebar Rusia

“Tentu saja itu tidak cukup. Ada seorang tentara di perusahaan kami yang tak tahu cara kerja senapan mesin. Jadi saya mengajari orang itu cara membongkar senapan, dan menambahkan senapan mesin,” tuturnya.

“Saya tak ingin berada di sebelahnya dalam pertempuran. Bagaimana Anda bisa bertempur seperti itu?!” lanjutnya.

Kondisi ini menjadi salah satu petunjuk bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin semakin putus asa untuk menghadapi perlawanan Ukraina.

Beberapa sumber mengatakan, Putin telah kehilangan 50.000 prajurit sejak perang dimulai Februari lalu.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Daily Star


TERBARU