Rusia Lakukan Perubahan Strategi, Gara-gara Barat Berikan Sistem Rudal Jarak Jauh ke Ukraina
Krisis rusia ukraina | 21 Juli 2022, 10:30 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menegaskan pihaknya telah melakukan perubahan strategi di Ukraina.
Lavrov menegaskan strategi Rusia berubah setelah Barat berikan rudal jarak jauh kepada Ukraina.
Ia menegaskan saat ini Rusia tidak lagi hanya fokus di Ukraina Timur.
Lavron mengatakan, kini Rusia akan mendorong pasukan Ukraina untuk menjauh dari garis depan di banyak wilayah Ukraina untuk memastikan keamanan mereka.
Hal itu diungkapkan Lavrov setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan memberikan lebih banyak rudal jarak jauh ke Ukraina.
Baca Juga: Ragam Senjata Kiriman Barat Bikin Ukraina Kesusahan, Terlalu Banyak Sistem dan Ruwet
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin menegaskan Ukraina akan menerima empat sistem rudal canggih, Himars, untuk menahan laju tentara Rusia.
Lavrov menegaskan Rusia terpaksa memperluas tujuannya lebih lanjut lagi karena hal itu.
“Kami tak bisa membiarkan bagian Ukraina dikontrol oleh (Presiden Ukraina, Volodymyr) Zelensky. Memiliki senjata yang akan memberikan ancaman langsung ke territorial kami,” kata Lavrov dikutip dari BBC, Rabu (20/7/2022).
Ia pun menjelaskan salah satu strategi barunya adalah memperkuat pasukan di Kherson dan Zaporizhzhia, wilayah yang saat ini telah diduduki Rusia,
Rudal jarak jauh Himars yang sudah mulai digunakan Ukraina, memang telah menunjukkan kesuksesan dalam menghadapi Rusia.
Baca Juga: Lavrov Sebut Perundingan Damai Tidak Masuk Akal Saat Ini, Perang Rusia-Ukraina Masih Panjang?
Selama dua hari beruntun, pasukan Ukraina telah menggunakan Himars untuk menghantam sebuah jembatan kunci yang strategis di Kherson.
Jembatan yang dihancurkan itu adalah jembatan Antonivskyi, yang merupakan salah satu dari dua jembatan yang diandalkan Rusia untuk memasok wilayah yang telah direbut di tepi barat sungai Dnipro, termasuk Kota Kherson.
Lavrov menegaskan aksi Barat dalam memberikan senjata ke Ukraina adalah “kemarahan yang impoten” dan “keinginan memperburuk keadaan”.
Tetapi, Austin membalas pernyataan Rusia dengan mengatakan “invasi kejam dan teak beralasan” Rusia ke Ukraina, yang telah mendorong komunitas internasional bertindak.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BBC