> >

Serangan Spyware Pegasus ke Aktivis Anti-Monarki Thailand Diduga Ada Keterlibatan Pemerintah

Kompas dunia | 18 Juli 2022, 20:56 WIB
Ilustrasi. Demonstran pro-demokrasi menunjukkan gestur tiga jari sebagai simbol perlawanan dalam aksi protes di Bangkok, Thailand, 24 Maret 2021. Aktivis-aktivis pro-demokrasi Thailand yang terlibat dalam demonstrasi massal anti-monarki pada 2020 dan 2021 ternyata diawasi oleh spyware Pegasus. Hal ini terungkap oleh rilis riset lembaga keamanan siber Citizen Lab dan iLaw. (Sumber: Sakchai Lalit/Associated Press)

“Terdapat bukti yang sudah lama tentang keberadaan Pegasus di Thailand, mengindikasikan bahwa pemerintah kemungkinan punya akses terhadap Pegasus selama periode yang dimaksud,” tulis laporan riset Citizen Lab dan iLaw.

“Temuan dalam laporan ini mengindikasikan bahwa spyware Pegasus milik NSO Group digunakan sebagai bagian upaya membungkam desakan reformasi demokratis rakyat Thailand,” lanjut laporan tersebut.

Gerakan pro-demokrasi di Thailand sendiri berhasil menarik massa sekitar 20.000-30.000 orang di Bangkok pada 2020. Aksi itu kemudian bersambut di berbagai kota besar dan universitas.

Kelompok pro-demokrasi mendesak pemerintahan Prayuth Chan-ocha mundur. Prayuth naik ke tampuk kekuasaan usai militer melakukan kudeta pada 2014 silam.

Demonstran juga menuntut amandemen konstitusi agar Thailand lebih demokratis serta menyeret monarki agar lebih akuntabel.

Baca Juga: Unjuk Rasa di Thailand, Inginkan Reformasi Politik dan Peran Monarki


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press


TERBARU