> >

Putin Digambarkan sebagai Badut, Rusia Mengamuk dan Ancam Gugat Surat Kabar Swiss

Krisis rusia ukraina | 18 Juli 2022, 12:18 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia mengamuk dengan surat kabar Swiss karena menggambarkan Putin sebagai badut. (Sumber: Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

ZURICH, KOMPAS.TV - Rusia mengamuk dan ancam surat kabar Swiss setelah menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai badut.

Surat kabar Zurich, Neue Zurcher Zeitung, mempublikasikan tulisan “Antara Superhero dan Musuh: Kekuatan Meme di Perang Rusia”.

Publikasi itu mendiskusikan mengenai peranan gambar viral sebagai bagian dari invasi Rusia di Ukraina.

Dikutip dari Insider, Minggu (17/7/2022), gambar utama memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai Iron Man.

Baca Juga: Ini Reaksi Joe Biden Usai Disebut Tak Salahkan Mohammed Bin Salman atas Pembunuhan Khashoggi

Namun, di sampingnya terlihat Putin menggunakan hidung badut dengan wajah yang diwarnai berbagai warna.

Tujuan gambar itu tampaknya untuk mengilustrasikan jenis citra yang digunakan, bukan untuk menyatakan bahwa surat kabar atau penulisnya menganggap Putin badut.

 

Namun, Rusia mengamuk atas penggambaran tersebut.

Kedutaan Besar Rusia di Swiss pun meresponsnya dengan surat ke editorial surat kabar itu.

Mereka menggambarkan perasaannya sangat marah atas gambar tersebut.

Surat itu mengungkapkan bahwa kebebasan berbicara bukan alasan untuk mempublikasi sesuatu yang palsu dan menghina.

Baca Juga: Rusia Buka Suara Pengakuan Korea Utara atas Kemerdekaan Donetsk-Luhansk: Kami Tak Beri Keuntungan

Mereka sangat tersinggung dengan warna Pelangi di wajah Putin, dengan alasan permusuhan pemimpin Rusia itu terhadap LGBTQ.

Mereka juga keberatan dengan apa yang disebut penggambaran dalam artikel bahwa Putin adalah penjahat perang, tuduhan umum dari Ukraina, pengamat Hak Asasi Manusia dan pejabat Barat.

Pesan itu diakhiri dengan referensi ke Undang-Undang (UU) pencemaran nama baik Swiss.

Ia juga mengatakan para pejabat berhak untuk mengajukan permohonan kepada lembaga penegak hukum Swiss, untuk mengambil tindakan atas gambar tersebut.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Business Insider


TERBARU