Presiden Prancis Kecam Pendahulunya yang Antiyahudi dalam Peringatan 80 Tahun Holocaust
Kompas dunia | 18 Juli 2022, 05:31 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam pendahulunya yang berkolaborasi dengan Nazi dalam pembantaian keturunan Yahudi. Kecaman itu ia sampaikan dalam peringatan 80 tahun Holocaust di Perancis, Minggu (17/7/2022).
"Kami akan terus melawan ketidaktahuan. Kami akan terus berteriak menentang ketidakpedulian dan kami akan bertarung," kata Macron.
"Saya berjanji kepada Anda, pada setiap fajar, karena kisah Prancis ditulis oleh perlawanan atas ketidakadilan yang tak akan pernah padam," lanjutnya.
Seperti diaporkan Associated Press, Macron mengecam mantan pemimpin Prancis atas peran mereka dalam serangan Vel d'Hiv, tindakan paling memalukan negara itu selama Perang Dunia II.
Polisi Vel d'Hiv menangkap 13.152 keturunan Yahudi sepanjang 16 hingga 17 Juli 1942, penangkapan terbesar di Eropa Barat, termasuk di antaranya 4.115 anak-anak.
Mereka digiring ke Velodrome Musim Dingin Paris yang dikenal sebagai Vel d'Hiv, sebelum dibawa ke kamp-kamp Nazi. Anak-anak dipisahkan dari keluarga, sangat sedikit yang selamat dari peristiwa itu.
Rachel Jedinak, salah satu korban selamat, menggambarkan ketukan pintu pada tengah malam. Keluarganya digiring bersama orang Yahudi lainnya melalui jalan-jalan Paris menuju velodrome di bawah bayang-bayang Menara Eiffel.
Dia ingat ibunya yang putus asa meneriaki polisi, beberapa tetangga memberi tahu keberadaan orang Yahudi, sementara yang lain menangis saat melihat mereka digiring seperti ternak.
Baca Juga: Menilik Pro Kontra Museum Holocaust Yahudi di Minahasa dan Efeknya bagi Muslim Indonesia
Sekitar empat ribu nama anak-anak korban penangkapan terukir di monumen yang dibangun dalam sebuah taman di lokasi velodrome.
Foto anak-anak tergantung pada batang pohon, hasil dari penelitian selama bertahun-tahun untuk mengidentifikasi dan menghormati para korban.
Dari anak-anak yang ditangkap di Vel d'Hiv 80 tahun lalu, hanya enam orang yang selamat.
"Bisakah kamu bayangkan?" kata Chantal Blaszka, korban selamat lainnya, sembari menunjuk nama nama yang terpahat.
Baca Juga: Jerman Penjarakan Nenek 93 Tahun karena Menyangkal Holocaust
"Kita belum selesai dengan antisemitisme, dan kita harus dengan jelas menghadapi fakta itu," tandas Macron.
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus
Sumber : AP