> >

Rapat Keuangan G20 Bali Tidak Hasilkan Kesepakatan, Indonesia akan Keluarkan Pernyataan Tuan Rumah

Kompas dunia | 17 Juli 2022, 06:50 WIB
Pejabat tinggi keuangan dari Kelompok 20 menghadiri hari kedua Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, pada Sabtu, 16 Juli 2022. (Sumber: Sonny Tumbelaka/Pool via AP)

"Rusia bertanggung jawab penuh atas dampak negatif terhadap ekonomi global, terutama harga komoditas yang lebih tinggi," kata Yellen.

Baca Juga: Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 Bertemu di Bali, Bahas Inflasi, Ukraina dan Ekonomi

Menteri Keuangan AS Janet Yellen, kanan, berbicara dengan Menteri Keuangan Afrika Selatan Enoch Godongwana dalam pertemuan bilateral mereka di sela-sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, pada Sabtu, 16 Juli 2022. (Sumber: Sonnu Tumbelaka/Pool via AP)

Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland menyamakan kehadiran pejabat Rusia di pertemuan itu dengan "seorang pembakar bergabung dengan petugas pemadam kebakaran." Perang dilancarkan oleh para teknokrat ekonomi, serta para jenderal, katanya dalam sebuah posting di Twitter.

Pejabat Rusia dilaporkan menyalahkan sanksi Barat atas perang karena memperburuk inflasi dan krisis pangan.

Indrawati mengatakan pembicaraan tertutup G20 tidak termasuk pembahasan proposal untuk pembatasan harga minyak Rusia—salah satu tujuan utama Yellen ketika AS dan sekutunya berusaha untuk mengekang kemampuan Moskow untuk membiayai perangnya.

Diskusi semacam itu akan terjadi di sela-sela pertemuan, katanya.

Perundingan Bali hasilkan lebih banyak kemajuan daripada pertemuan keuangan G20 sebelumnya di Washington pada bulan April, ketika para pejabat dari AS, Inggris, Prancis, Kanada dan Ukraina keluar untuk memprotes kehadiran utusan Rusia. Pertemuan itu juga berakhir tanpa keluarnya pernyataan bersama.

Terperangkap di tengah sebagai tuan rumah, Indonesia telah mendesak para pejabat dari semua pihak untuk mengatasi ketidakpercayaan demi sebuah planet yang menghadapi banyak tantangan.

Baca Juga: BPIP Kaji Pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB 1960 untuk KTT G20 di Bali

Direktur Departemen Stabilitas Keuangan Bank Rusia Elizaveta Danilova, kiri, dan Wakil Menteri Keuangan Rusia Timur Maksimov, kanan, menghadiri Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Jumat, 15 Juli 2022. (Sumber: Sonny Tumbelaka/Pool via AP)

"Dunia membutuhkan lebih banyak lagi kolaborasi. Tidak peduli negara mana ... mereka tidak dapat menyelesaikan masalah ini sendirian. Ketahanan pangan, energi, perubahan iklim, pandemi ... semuanya saling terkait," kata Sri Mulyani.

"Kita semua sepakat bahwa kita perlu melanjutkan semangat kolaborasi dan multilateralisme," katanya.

Pertemuan tersebut juga membahas masalah meningkatnya utang di negara-negara seperti Zambia, Myanmar dan Sri Lanka.

Sementara G-20 "bukan forum kreditur, ada pengakuan bahwa ada utang yang tumbuh," kata Indrawati.

Pembicaraan berpusat pada kerangka kerja untuk memungkinkan negara-negara kreditur dan debitur mencari solusi untuk membantu negara-negara yang membutuhkan.

"Ketika suatu negara memiliki utang yang tidak berkelanjutan, mereka harus berkomunikasi dengan krediturnya," katanya. "Mekanisme ini harus lebih bisa diprediksi. Itu yang kita diskusikan di G-20."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU