> >

550 Perempuan Gugat Uber di AS, Alami Pelecehan Seksual dan Kekerasan dari Supirnya

Kompas dunia | 14 Juli 2022, 11:27 WIB
Ilustrasi Uber. (Sumber: Paul Hanaoka/Unsplash)

“Seluruh model bisnis Uber didasarkan pada memberi orang perjalanan pulang yang aman, tetapi keselamatan penumpang tidak pernah menjadi perhatian mereka, pertumbuhan dengan mengorbankan keselamatan penumpang mereka,” kata mitra pendiri firma hukum Slater Schulman, Adam Slater dilansir dari BBC.

Bulan lalu, Uber merilis Laporan Keamanan AS keduanya, yang menunjukkan ada 998 insiden kekerasan seksual, termasuk 141 laporan pemerkosaan pada 2020.

Dalam laporan tersebut, pihak perusahaan telah menerima total 3.824 laporan dari lima kategori kekerasan seksual paling parah antara 2019 dan 2020.

“Pelecehan seksual adalah kejahatan yang mengerikan dan kami memperlakukan setiap laporan dengan serius,” ujar Juru Bicara Uber.

Baca Juga: Politikus India Dihujat gara-gara Bercanda soal Pemerkosaan

“Taka da yang lebih penting dari keamanan, yang mana membuat Uber membangun sistem keamanan baru, menetapkan kebijakan yang berpusat pada penyintas, dan lebih transparan tentang insiden serius,” tambahnya.

Namun, sang juru bicara menegaskan pihaknya tak bisa mengomentari mengendai dakwaan tersebut.

Meski begitu, ia menegaskan akan terus mehaga keselamatan di jantung pekerjaan mereka.

Kategori paling serius dari pelecehan seksual Uber, terbentang dari ciuman yang tak disepakati dari bagian tubuh non-seksual hingga penetrasi seksual tanpa kesepakatan, atau pemerkosaan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU