> >

Putin akan ke Teheran Bertemu Presiden Iran dan Presiden Turki

Kompas dunia | 12 Juli 2022, 17:58 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan akan mengunjungi Iran minggu depan, kata Kremlin hari Selasa, (12/7/2022) menghadiri pertemuan trilateral dengan pemimpin Iran dan Turki, yang disebut format pertemuan Astana, untuk pembicaraan terkait Suriah. (Sumber: TASS)

MOSKOW, KOMPAS.TV — Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan akan mengunjungi Iran minggu depan, kata Kremlin hari Selasa, (12/7/2022) hanya sehari setelah AS memperingatkan bahwa Teheran berencana memasok drone tempur bagi Moskow untuk aksinya di Ukraina.

Seperti laporan RIA Novosti, Selasa, (12/7/2022), selama perjalanan ke Teheran Selasa depan, Putin akan menghadiri pertemuan trilateral dengan pemimpin Iran dan Turki, yang disebut format pertemuan Astana, untuk pembicaraan terkait Suriah, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Kunjungan Putin ke Iran akan mengikuti perjalanan Presiden AS Joe Biden ke Israel dan Arab Saudi minggu ini, di mana program nuklir Iran dan situasi terkini kontra kepentingan Barat di kawasan itu akan menjadi subjek utama diskusi.

Peskov kepada wartawan mengatakan, pada kunjungan ke Teheran Putin juga akan mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pada bulan Maret, Erdogan membantu menengahi pembicaraan antara perwakilan Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki.

Peskov mengatakan tidak ada diskusi tentang putaran baru negosiasi semacam itu.

Kremlin menegaskan Presiden Rusia Vladimir Putin akan ke Teheran pada 19 Juli, di mana ia akan berpartisipasi dalam pertemuan puncak trilateral dengan Presiden Iran Ibrahim Raisi dan Presiden Turki Tayyip Erdogan, dan juga akan mengadakan pertemuan bilateral, kata Dmitry Peskov, sekretaris pers kepala negara.

"Perjalanan presiden ke Teheran sedang dipersiapkan. Pertemuan kepala negara penjamin proses Astana akan berlangsung di sana. Ini, seperti yang Anda tahu, adalah proses untuk mempromosikan penyelesaian Suriah," kata Peskov kepada wartawan.

Baca Juga: AS Ungkap Iran Bersiap Pasok Rusia Drone Tempur untuk Hajar Ukraina

Penasihat keamanan AS Jake Sullivan di Gedung Putih 11 Juli 2022. Gedung Putih hari Senin, (11/7/2022) mengatakan mereka yakin Rusia beralih ke Iran untuk menyediakan ratusan drone tempur dan pengebom, untuk digunakan dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina. (Sumber: AP Photo)

“Memang akan ada pertemuan antara Putin, Raisi dan Erdogan. Selain pertemuan trilateral, tentu juga akan ada pertemuan bilateral. Kemarin kami melaporkan kontak tingkat atas yang akan datang antara Putin dan Erdogan. Pertemuan ini akan juga terjadi di sana," katanya.

Di Teheran, Mohammadrez Pourebrahimi, kepala komite ekonomi Parlemen Iran, mengatakan kepada kantor berita pemerintah IRNA bahwa perjalanan Putin akan berusaha untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara dua negara yang terkena sanksi.

Gedung Putih hari Senin mensinyalir Rusia Iranakan memasok "ratusan" drone, termasuk drone tempur, untuk digunakan di Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan belum jelas apakah Iran sudah mulai memasok ke Rusia, tetapi mengatakan AS memiliki "informasi" yang menunjukkan Iran sedang bersiap melatih pasukan Rusia untuk menggunakannya segera bulan ini.

"Informasi kami menunjukkan pemerintah Iran sedang bersiap menyediakan beberapa ratus UAV ke Rusia, termasuk UAV berkemampuan senjata pada waktu yang dipercepat," kata Sullivan kepada wartawan Senin, merujuk pada drone dengan akronim untuk kendaraan udara tak berawak.

Iran belum mengomentari pernyataan Sullivan. Iran telah lama bekerja pada pengembangan drone, termasuk apa yang disebut amunisi berkeliaran, drone "kamikaze" seperti Switchblade yang dikirim AS ke Ukraina.

Keputusan AS untuk secara terbuka mengungkapkan bahwa Iran membantu mempersenjatai Rusia datang karena Israel dan Arab Saudi menolak bergabung dengan upaya global untuk menghukum Rusia atas tindakannya di Ukraina karena kepentingan domestik mereka.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/RIA Novosti/Straits Times


TERBARU