> >

Korea Utara Kian Mesra dengan China, Rezim Kim Jong-Un Sebut Hubungan Mereka Tak Bisa Dihancurkan

Kompas dunia | 11 Juli 2022, 15:06 WIB
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Korea Utara, Kim Jong-un. (Sumber: Ju Peng/Xinhua via AP, File)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara mengungkapkan hubungan mereka dengan China semakin mesra.

Rezim Kim Jong-un tersebut menegaskan hubungan mereka tak bisa dihancurkan.

Pernyataan itu menandai peringatan 61 tahun penandatanganan perjanjian aliansi mereka.

Suratkabar Korea Utara, Rodong Sinmun memuji hubungan bilateral kedua negara saat memperingati “Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama dan Saling Membantu DPRK-China” yang ditandatangani pada 1961.

Baca Juga: Koalisi Partai Berkuasa Jepang Kuasai Mayoritas Kursi Parlemen, Efek Pembunuhan Shinzo Abe?

DPRK merupakan singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokrasi Rakyat Korea.

“Berbagai pertemuan dan pembicaraan yang diadakan antara Kamerad Kim Jong-un yang terhormat dengan Kamerad Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir, telah kembali menunjukkan persatuan besar antara kedua negara,” bunyi laporan surat kabar itu dikutip dari Yonhap.

"Dua negara yang tanpa henti ditempa menjadi hubungan persahabatan yang dapat menahan badai apa pun, dan hubungan strategis tak terkalahkan, yang tak dapat dipatahkan oleh apa pun,” lanjutnya.

Artikel itu juga membidik Amerika Serikat (AS) dan kekuatan bermusuhan lainnya, yang dikatakan menganggap Korea Utara dan China sebagai duri.

Baca Juga: Tegas, Kim Jong-Un Perintahkan Kepatuhan Penuh ke Partai Berkuasa Korea Utara

Selain itu juga mengklaim bahwa AS dan kekuatan bermusuhan itu juga telah merencanakan untuk merusak hubungan persahabatan dan persatuan rakyat kedua negara.

Dikatakan bahwa Korea Utara memiliki tradisi hubungan persahabatan dengan China yang terbentuk di bawah perjuangan bersama.

Juga, bahwa hubungan antara negara tetangga akan terus berkembang ke tingkat baru yang lebih tinggi di bawah semangat perjanjian mereka.

Pada 11 Juli 1961, Korea Utara dan China menandatangani perjanjian kereja sama, di mana mereka berkewajiban memberikan bantuan militer, dan bantuan lainnya jika satu sama lain diserang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Yonhap


TERBARU