Shinzo Abe, Super Mario, dan Olimpiade Tokyo 2020 yang Sempat Tertunda
Kompas dunia | 10 Juli 2022, 05:30 WIBTOKYO, KOMPAS.TV – Meski dikenal sebagai perdana menteri Jepang dengan periode terpanjang, Shinzo Abe mungkin justru menikmati momen terbesar dalam hidupnya saat upacara penutupan Olimpiade Rio de Janeiro, di hadapan 70.000 penonton di stadion Maracana, Brasil, 2016.
Dalam video yang kini beredar luas di media sosial itu, Abe digambarkan terlambat datang untuk menghadiri upacara serah terima. Lalu, sang perdana menteri Jepang itu tiba-tiba muncul di panggung utama di Rio, disambut aplaus meriah hadirin, dalam balutan kostum Super Mario, tokoh tukang pipa Italia yang kondang dalam video gim Nintendo.
Abe lalu melepas dan melambaikan topi merahnya, yang bertuliskan TOKYO, tempat Olimpiade selanjutnya bakal digelar.
Baca Juga: Kisah Cinta Shinzo Abe dan Akie Abe, yang Kini Nelangsa Sendiri
Abe meninggal dunia pada Jumat (8/7/2022) setelah ditembak saat berpidato di kota Nara di barat Jepang.
Sejak awal, Abe giat mendorong Olimpiade Tokyo. Ia masih tetap membantu event besar nan bergengsi itu tetap berjalan di jalurnya usai ditunda selama setahun gara-gara pandemi Covid-19.
Abe berada di Buenos Aires, Argentina, pada 2013, duduk di barisan depan aula hotel saat Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Jacques Rogge membuka amplop, dan menyebut Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade 2020. Dikelilingi anggota delegasi Jepang, Abe melompat dari kursinya, mengangkat tangannya tinggi-tinggi, dan melambaikan bendera berhias logo komite Olimpiade Tokyo.
Abe dan Jepang terus mendorong terlaksananya Olimpiade dengan motto “a safe pair of hands”, yang kurang lebih berarti seseorang yang dapat dipercaya untuk menunaikan tanggung jawab. Motto ini digaungkan di tengah hujan kritik pada persiapan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia dan Olimpiade Rio 2016 di Brasil.
Ironisnya, tudingan korupsi juga membayangi persiapan Olimpiade Tokyo.
Dan sosok Abe lah yang, pada pidato penutupan IOC sebelum pemilihan tuan rumah selanjutnya di Buenos Aires, meyakinkan para anggota bahwa bencana nuklir Fukushima – yang terjadi pada 2011 – ‘aman terkendali’.
Kendati begitu, faktanya tidaklah demikian. Kawasan timur-laut Jepang itu masih bergulat untuk pulih, meski satu dekade telah berlalu sejak tragedi itu. Banyak kalangan di kawasan itu yang justru merasa, Olimpiade justru memperlambat, dan bukannya mempercepat pemulihan.
Tokyo mengalahkan Istanbul dengan perolehan suara 60-36 dalam putaran final pemilihan rahasia pada 2013. Madrid tereliminasi pada pemungutan suara putaran pertama.
Dan sosok Abe jualah, bersama Presiden IOC Thomas Bach, yang akhirnya memutuskan pada Maret 2020 untuk menunda Olimpiade di tengah hantaman gelombang kematian Covid-19.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press