Sempat Viral, Video Pembunuhan Shinzo Abe Dihapus Facebook dan Twitter
Kompas dunia | 9 Juli 2022, 14:03 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Video pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe yang sempat viral di media sosial akhirnya dihapus.
Induk perusahaan Facebook, Meta, serta Twitter dan sejumlah media sosial memutuskan menghapus video dari insiden tragis tersebut.
Shinzo Abe tewas setelah ditembak saat tengah berpidato di Kota Nara, Jepang, Jumat (8/7/2022).
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan pelaku pembunuhan yang diketahui bernama Tetsuya Yamagami menembakkan senjata laras ganda dua kali ke Abe.
Baca Juga: Pembunuh Shinzo Abe Dendam dengan Suatu Organisasi, Mengira Eks PM Jepang Itu Anggotanya
Beberapa video yang tersebar di media sosial juga menggambarkan saat-saat sebelum kejadian, dan setelah kejadian.
Polisi sendiri langsung menangkap pelaku tak lama setelah insiden, dan Abe dinyatakan tewas setelah sempat ditangani di rumah sakit.
Dikutip dari Japan Today, Twitter mengungkapkan, tim penegakan mereka telah bekerja untuk mengatasi konten berbahaya, berkaitan dengan serangan tersebut.
Twitter juga secara aktif menghapus materi yang melanggar aturannya, mencakup pembatasan pada media sensitif, termasuk kekerasan grafis.
Platform berlogo burung biru itu mendesak pengguna untuk menandai materi yang berpotensi sensitif dari serangan itu, sehingga tindakan bisa diambil.
Video pembunuhan Shinzo Abe masih dapat ditemukan dengan mudah di Twitter beberapa jam setelah penyerangan.
Baca Juga: Jepang Berkabung, Jasad Shinzo Abe Dibawa Pulang ke Tokyo
Sementara itu, Meta telah menghapus video yang menggambarkan saat-saat penyerangan dan telah tak mengaktifkan akun Facebook dan Instagram pelaku.
“Kami turut sedih dan kaget atas meninggalnya mantan PM Jepang, Shinzo Abe,” bunyi pernyataan Meta.
“Kami tidak dan tak akan pernah menoleransi setiap prilaku kekerasan di platform kami. Untuk membuat platform kami aman untuk tersambung, kami tengah bekerja menghapus semua konten kekerasan terkait insiden tersebut,” tambahnya.
Meta mengatakan pihaknya mengambil tindakan berdasarkan kebijakannya pada individu berbahaya, dan melabeli foto serangan itu sebagai mengganggu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Japan Today