Tak Ada Foto Bareng di Pertemuan G20 di Bali, Menlu AS dan Rusia Saling Cuek Sekaligus Sengit
Kompas dunia | 9 Juli 2022, 07:05 WIBBlinken dan Lavrov Saling Cuek Sekaligus Sengit
Aura sengit kental mewarnai pertemuan itu, dan aura permusuhan jelas terasa antara dua sosok: Blinken dan Lavrov.
Menurut sumber diplomat Barat yang hadir, Lavrov melakukan aksi walk out setidaknya dua kali.
Pertama, saat Menlu Jerman Annalena Baerbock berbicara pada sesi pembukaan, dan kedua, saat Menlu Ukraina Dmytro Kuleba bersiap berbicara melalui video pada sesi kedua.
Bahkan, meskipun mereka duduk bersama di satu meja konferensi besar, baik Lavrov maupun Blinken tak saling bicara satu sama lain.
“Bukan kami yang mengabaikan seluruh kontak,” ujar Lavrov para para wartawan usai sesi pertama.
“Tetapi Amerika Serikat. Itu saja yang saya bisa bilang. Dan kami tidak mengejar siapa pun untuk pertemuan. Jika mereka tak mau bicara, itu pilihan mereka.”
Saat ditanya mengapa tak ada foto kelompok bersama, Lavrov pun langsung menukas, “Saya tidak mengundang siapa pun untuk berpose dan berfoto bersama saya.”
“Jelas bahwa mereka menggunakan G20 untuk tujuan yang tidak terpikirkan saat dibuat,” imbuhnya.
Tak lama setelahnya, dalam sesi kedua, Blinken menujukan pertanyaannya pada delegasi Rusia. Ia menuduh Moskow memblokir jutaan ton biji-bijian di pelabuhan Ukraina dan menyebabkan ketidakamanan makanan di banyak negara di dunia.
Baca Juga: Pertemuan Menlu G20 Dimulai di Bali, Perpecahan Soal Ukraina Mengadang, Kepiawaian Indonesia Diuji
Para diplomat AS menyatakan, mereka bertekad tak akan membiarkan gangguan mengalihkan perhatian dari apa yang mereka yakini seharusnya menjadi fokus utama dalam konferensi di Bali itu. Yakni, disrupsi rantai pasok makanan dan energi dunia yang disebabkan perang Rusia di Ukraina. AS menyalahkan Moskow.
Dua Kubu yang Saling Berkompetisi
Kompetisi dukungan antara dua kubu berlangsung sengit. Wang dan Lavrov dilaporkan mampir di beberapa ibu kota Asia dalam perjalanan mereka ke Bali. Mereka berupaya menggalang dukungan bagi posisi China dan Rusia dan memperkuat hubungan dengan negara-negara non-sekutu.
Sementara itu, Blinken dan menlu Prancis, Jerman serta Inggris tiba di Bali dari pertemuan berorientasi Barat di Eropa pekan lalu: KTT G7 dan NATO.
Dengan keanggotaan yang lebih luas, termasuk negara-negara seperti tuan rumah Indonesia dan negara berkembang macam India, Brasil, Afrika Selatan, dan lainnya, G20 jelas merupakan kelompok yang lebih beragam. G20 skeptis atas niat Barat dan lebih terbuka terhadap permohonan dan tawaran dari negara tetangga besar macam China dan Rusia, sekaligus lebih rentan terhadap ancaman mereka.
Sementara itu, Indonesia yang memegang presidensi G20 tahun ini, berupaya menjadi penengah dengan menyusun agenda yang tak memecah atau bersifat politis. Terkait invasi Rusia terhadap Ukraina, Indonesia bersikap netral.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press