> >

China Murka Dituduh Coba Curi Teknologi Barat, Balik Tuding AS sebagai Ancaman Terbesar Perdamaian

Kompas dunia | 8 Juli 2022, 05:30 WIB

McCallum mengatakan pemerintah China dan "tekanan rahasianya di seluruh dunia" merupakan "tantangan paling mengubah permainan yang kita hadapi."

Di bawah Xi Jinping, presiden dan kepala Partai Komunis yang berkuasa, China telah mengambil kebijakan luar negeri yang semakin agresif, bergabung dengan Rusia dalam upaya untuk melemahkan pengaruh AS dan sekutunya.

Beijing telah menolak untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina, dan sebaliknya, justru mengutuk sanksi Barat terhadap Moskow dan menuduh Washington dan NATO memprovokasi konflik. Tema konflik Rusia-Ukraina ini diperkirakan akan mendominasi pertemuan para menlu G20.

Pada saat yang sama, partai menjalankan kekuasaan besar atas semua perusahaan dan institusi China, baik publik maupun swasta, karena berusaha mendominasi pasar global dan teknologi baru.

Pemerintah China dan "tekanan terselubungnya di seluruh dunia" merupakan "tantangan paling mengubah permainan yang kita hadapi," kata McCallum dalam sambutannya hari Rabu.

Dalam tanggapannya, Zhao mengatakan intelijen Inggris "hanya memproyeksikan perilaku tidak terhormat mereka sendiri ke China."

Baca Juga: Meski Diterpa Sanksi Barat, Rusia Tangguk Pendapatan Fantastis dari Ekspor Energi ke China dan India

Ilustrasi chip atau semikonduktor yang saat ini langka.China murka setelah dituding berencana curi teknologi untuk keunggulan komparatif oleh Amerika Serikat dan Inggris. (Sumber: Samsung)

"Kepala badan intelijen Inggris harus membuang pikiran jahatnya, keluar dari ruangan gelap dan melihat sinar matahari, dan tidak selalu berpegang pada pemikiran zero-sum atau mengatur apa yang disebut musuh imajiner," dia berkata.

Zhao pada Rabu mengecam komentar Blinken pada KTT NATO pekan lalu di Spanyol. Saat itu, Menlu AS itu menuduh China "berusaha merusak tatanan internasional berbasis aturan."

Sebelumnya, pusat kontra-intelijen dan keamanan nasional AS (NCSC) pada Rabu (6/7) mengeluarkan imbauan bahwa China memanfaatkan sifat sistem federal AS untuk memengaruhi para pemimpin lokal dan negara bagian, seperti dilansir Straits Times.

Buletin peringatan AS itu menyatakan: “RRT (Republik Rakyat China) memahami para pemimpin negara bagian dan lokal AS menikmati tingkat kemerdekaan dari Washington dan mungkin berusaha untuk menggunakannya sebagai proxy (atau perantara) untuk mengadvokasi kebijakan nasional AS yang diinginkan Beijing.”

Langkah tersebut, imbuh NCSC, dapat mencakup peningkatan kerja sama ekonomi AS dengan China, atau mengurangi kritik AS terhadap China.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU