> >

PM Inggris Boris Johnson Mengundurkan Diri, Jadwal Pemilihan PM Baru akan Diumumkan Pekan Depan

Kompas dunia | 7 Juli 2022, 20:51 WIB
Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya pada hari ini, Kamis (7/7/2022). Jadwal pemilihan perdana menteri baru akan diumumkan pada pekan depan, kata Johnson. (Sumber: Stefan Rousseau/PA via AP)

LONDON, KOMPAS.TV — Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya di tengah pemberontakan massal para pejabat tinggi pemerintahannya.

Mundurnya Boris menandai berakhirnya tiga tahun penuh gejolak kekuasaan, di mana dia terkadang dengan berani melanggar aturan politik Inggris.

Perlawanan Boris Johnson selama berbulan-bulan menguap begitu saja saat Johnson berdiri di kantornya, 10 Downing Street, dan mengakui partainya ingin dia hengkang.

"Merekalah penyebab ini pecah," kata Johnson, seperti laporan Associated Press, Kamis (7/7/2022).

"Dalam beberapa hari terakhir, saya mencoba meyakinkan rekan-rekan saya, akan eksentrik untuk mengganti pemerintahan saat kami memberikan begitu banyak dan saat kami memanggul mandat yang begitu luas," kata Johnson di luar kantornya.

"Saya menyesal tidak berhasil dalam argumen-argumen itu, dan tentu saja menyakitkan untuk tidak dapat melihat rampungnya begitu banyak ide dan proyek sendiri."

Jadwal pemilihan perdana menteri baru akan diumumkan pekan depan, kata Johnson.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Bakal Mundur, Rusia: Kami Tak Saling Suka

Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya. Jadwal pemilihan perdana menteri baru akan diumumkan minggu depan. (Sumber: Stefan Rousseau/PA via AP)

"Sekarang jelas keinginan Partai Konservatif di parlemen, bahwa harus ada pemimpin baru partai dan karena itu perdana menteri baru," kata Boris Johnson.

Politikus nyeleneh berusia 58 tahun yang membawa Inggris keluar dari Uni Eropa dan menavigasi negerinya melewati Covid-19 dan perang di Ukraina itu ditundukkan oleh satu skandal, melibatkan pengangkatannya terhadap politikus yang dituduh terlibat pelanggaran seksual.

Perdana menteri yang paling berantakan itu tidak pergi dengan bersih. Johnson segera mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif, tetapi sempat mengatakan akan tetap menjabat sebagai PM sampai partai memilih penggantinya.

Tetapi banyak orang di partai menginginkan dia hengkang sebelum itu, dan pemerintahannya sendiri dicabik-cabik sejumlah pengunduran diri.

Di antara kandidat yang mungkin untuk menggantikannya adalah mantan Menteri Kesehatan Sajid Javid, mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak, Menteri Luar Negeri Liz Truss dan Menteri Pertahanan Ben Wallace.

Johnson berpegang teguh pada kekuasaan selama dua hari, menantang dan mengatakan kepada anggota parlemen pada hari Rabu bahwa ia memiliki "mandat kolosal" dari para pemilih dan bermaksud untuk melanjutkan pemerintahannya.

Tapi Boris terpaksa mengakui kekalahan pada Kamis pagi setelah salah satu sekutu terdekatnya, Menteri Keuangan yang baru diangkat, Nadhim Zahawi, secara terbuka mengatakan kepada Johnson untuk mengundurkan diri demi kebaikan negara.

Baca Juga: Mengejutkan, PM Inggris Boris Johnson Ungkap Bakal Mundur, Dilaporkan Minta Berkuasa hingga Oktober

Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya. Jadwal pemilihan perdana menteri baru akan diumumkan minggu depan. (Sumber: Mary Turner/Pool via AP, File)

Zahawi, yang dipromosikan awal pekan ini ketika Johnson mencoba menopang kabinetnya, mengatakan dia dan sekelompok rekannya secara pribadi telah menyatakan keprihatinan mereka kepada perdana menteri dan dia memutuskan untuk mengungkapkannya ke publik setelah Johnson mengabaikan saran untuk mengundurkan diri.

"Saya sedih dia (Boris) tidak mendengarkan dan dia sekarang merusak pencapaian luar biasa pemerintah ini," kata Zahawi dalam sebuah surat yang diposting di Twitter.

"Tetapi negara ini layak mendapatkan pemerintahan yang tidak hanya stabil tetapi juga bertindak dengan integritas."

Pengunduran diri pada Kamis pagi di London berarti ada 50 sekretaris Kabinet, menteri dan pejabat tingkat rendah mundur dari pemerintah selama dua hari terakhir, sering kali mengecam perdana menteri karena kurangnya integritas.

Dengan lebih dari 20 posisi yang tidak terisi, krisis menghentikan kerja beberapa komite parlemen karena tidak ada menteri yang tersedia untuk berbicara atas nama pemerintah.

Ini adalah kekalahan yang memalukan bagi Johnson, yang tidak hanya berhasil keluar dari Brexit tetapi juga dipuji karena meluncurkan salah satu kampanye vaksinasi massal paling sukses di dunia untuk memerangi Covid-19.

Tetapi pemimpin yang selalu kusut wajah dan penampilannya juga dirundung kritik bahwa dia bertindak seolah-olah aturan tidak berlaku untuknya.

Baca Juga: Inggris Marah dengan Laporan Wakil Dubesnya Ditangkap Iran: Itu Berita Palsu

PM Inggris, Boris Johnson resmi mengundurkan diri dari jabatannya, dan pemilihan PM baru akan digelar minggu depan. (Sumber: AP Photo/Frank Augstein)

Dia berhasil tetap berkuasa selama hampir tiga tahun, meskipun ada tuduhan dia terlalu dekat dengan pendonor partai, dia melindungi pendukung dari tuduhan intimidasi dan korupsi, dan dia menyesatkan Parlemen tentang pesta di kantornya yang melanggar aturan lockdown pandemi.

Johnson didenda oleh kepolisian dan selamat dari mosi tidak percaya di Parlemen.

Pengungkapan tentang Johnson adalah tuduhan pelanggaran seksual seorang anggota parlemen Konservatif sebelum dia mempromosikannya ke posisi senior di pemerintahan. Tindakan Johnson itu kemudian dianggap keterlaluan.

Krisis dimulai ketika Chris Pincher mengundurkan diri sebagai wakil kepala partai di tengah tuduhan bahwa dia meraba-raba dua laki-laki di sebuah klub malam.

Peristiwa itu memicu serangkaian laporan tentang tuduhan masa lalu yang ditujukan kepada Pincher.

Johnson mencoba menangkis kritik dengan penjelasan yang berubah-ubah tentang apa yang dia ketahui dan kapan dia mengetahuinya, tetapi itu hanya menyoroti kekhawatiran bahwa perdana menteri tidak dapat dipercaya.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU