Menlu AS akan Bertemu Menlu China di Sela Acara G20, Tidak Ada Pertemuan Formal dengan Rusia
Kompas dunia | 6 Juli 2022, 11:55 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan bertemu dengan mitranya, Menlu China Wang Yi minggu ini pada pertemuan para menteri luar negeri dari kelompok negara-negara G20 yang kemungkinan akan memperburuk perpecahan atas perang Rusia di Ukraina, seperti laporan Associated Press, Selasa, (6/7/2022)
Sementara hubungan AS-China yang tegang akan menjadi fokus pembicaraan Blinken dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, pertemuan G-20 yang lebih luas di Indonesia dari negara-negara industri terkemuka hampir pasti akan dibayangi konflik Ukraina dan dampaknya terhadap ketahanan pangan dan energi global.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov rencananya akan hadir dalam pertemuan menlu G20, menandai pertama kalinya dia dan Blinken akan berada di ruangan yang sama, dan kota yang sama, pada waktu yang sama dalam hampir enam bulan.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan hari Selasa bahwa Blinken akan bertemu dengan Wang di Bali, tetapi tidak banyak yang bisa dikatakan tentang kemungkinan dia bertemu dengan Lavrov, yang dijauhi AS sejak serangan je Ukraina pada Februari.
Para pejabat AS menuduh Lavrov dan diplomat Rusia lainnya kurang serius menjelang perang Ukraina.
Pemerintahan Biden mengesampingkan "bisnis seperti biasa" dengan Rusia sementara Rusia tetap berada di Ukraina dan para pejabat AS mengatakan tidak akan ada diskusi formal antara Blinken dan Lavrov di Bali.
Baca Juga: Menlu Rusia Sergei Lavrov Dipastikan Hadir di Pertemuan Menlu G20 di Bali Pekan Depan
Namun mereka tidak bisa mengesampingkan kemungkinan pertemuan kebetulan, yang akan menjadi pertemuan pertama mereka sejak terakhir kali bertemu di Jenewa bulan Januari lalu.
"Sekretaris (Menlu Blinken) bermaksud untuk terlibat sepenuhnya dalam G-20. Saya tidak akan membicarakan rencana apa pun dari Menteri Luar Negeri Lavrov ... tetapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa sekretaris (Blinken) akan menjadi peserta penuh dan aktif dalam G20, yang kami lihat sebagai forum yang berharga," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan.
Seperti banyak pertemuan diplomatik internasional baru-baru ini, salah satu bahasan pertemuan di Bali adalah Ukraina karena para peserta menyiapkan panggung untuk pertemuan puncak para pemimpin G20, yang juga akan diadakan di Bali, Indonesia, pada bulan November.
Namun berbeda dengan KTT G-7 dan NATO yang didominasi Barat yang digelar di Eropa pekan lalu, G-20 akan memiliki cita rasa yang berbeda.
China dan banyak peserta lainnya, termasuk India, Afrika Selatan, Brasil, dan beberapa negara berkembang besar lainnya, telah menolak ikut penentangan AS dan Eropa terhadap serangan Rusia.
Beberapa negara menolak mentah-mentah permintaan Barat untuk ikut mengutuk konflik tersebut, yang dilihat AS dan sekutunya sebagai serangan langsung terhadap tatanan berbasis aturan internasional yang berlaku sejak akhir Perang Dunia II.
Perbedaan telah mengatur panggung untuk pertemuan persiapan yang berpotensi kontroversial menjelang KTT tingkat pemimpin negara bulan November nanti, di tengah pertanyaan tentang apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir.
Baca Juga: China Pastikan Mengutus Menlu Wang Yi ke Pertemuan Menlu G20 di Bali Minggu Depan
AS telah memperjelas pihaknya tidak yakin Putin harus hadir dan sudah telah mendesak tuan rumah Indonesia untuk juga mengundang Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy jika pemimpin Rusia itu berpartisipasi.
Sementara itu, AS dan China secara terpisah berselisih parah atas berbagai masalah mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia hingga Taiwan dan perselisihan di Laut China Selatan.
Pertemuan Blinken dengan Wang diumumkan setelah utusan China untuk pembicaraan perang dagang dengan Washington menyatakan keprihatinan tentang tarif AS atas impor China dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Keuangan Janet Yellen.
Tidak ada pihak yang memberikan indikasi bahwa kemajuan telah dibuat dalam masalah ini.
Dalam pertemuannya dengan Wang, Price mengatakan Blinken "akan memperkuat komitmen untuk bekerja dengan mitra internasional menghadapi tantangan global, termasuk kerawanan pangan dan energi dan ancaman perang berkelanjutan Rusia melawan Ukraina yang dihadirkan ke tatanan internasional."
Dari Bali, Blinken akan melakukan perjalanan ke Bangkok, Thailand, untuk menebus perjalanan ke ibu kota Thailand yang terpaksa dibatalkannya akhir tahun lalu karena alasan COVID-19.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press