Dari Penyintas Perang untuk Penyintas Perang: Napalm Girl Vietnam Kawal Pengungsi Ukraina ke Kanada
Krisis rusia ukraina | 5 Juli 2022, 14:21 WIBWARSAWA, KOMPAS.TV - Phan Thi Kim Phuc, penyintas Perang Vietnam yang kerap dijuluki “Napalm Girl” alias “Gadis Napalm”, mengawal keberangkatan 236 pengungsi Perang Rusia-Ukraina dari Warsawa, Polandia ke Kanada, Senin (4/7/2022).
Ratusan pengungsi itu adalah bagian dari ribuan warga Ukraina lain yang diberi visa kemanusiaan oleh Kanada.
Phan Thi Kim Phuc adalah gadis kecil yang menjadi subjek foto terkenal serangan napalm di Vietnam Selatan pada Juni 1972.
Ketika berlari telanjang karena pakaiannya terbakar napalm dengan bocah-bocah desa lain, Kim dipotret oleh fotografer Associated Press, Nick Ut. Foto ini kemudian diganjar Penghargaan Pulitzer dan umum dianggap sebagai simbol horor perang.
Baca Juga: Ketika Foto Bicara Derita Perang di Dunia: dari Vietnam, Suriah, Palestina, hingga Ukraina
Foto Kim itu dicetak ke badan pesawat yang akan membawa pengungsi Ukraina dari Warsawa ke Regina, ibu kota provinsi Saskatchewan, Kanada.
Kim, kini warga negara Kanada berusia 59 tahun, mengaku ia ingin cerita dan kerjanya untuk pengungsi menjadi pesan perdamaian. Dengan suaminya, Bui Huy Toan, Kim berangkat dari Toronto, Kanada ke Polandia untuk bergabung ke penerbangan pengungsi tersebut.
Kanada merupakan salah satu dari banyak negara yang menawarkan suaka bagi pengungsi Ukraina sehubungan invasi Rusia.
Selain Kim, pendiri organisasi non-pemerintah Solidaire, filantropis dan pilot asal Argentina, Enrique Pineyro akan menerbangkan pesawat Boeing 787 yang mengangkut pengungsi dari Warsawa. Oscar Camps dari organisasi asal Spanyol, Open Arms, juga akan mendampingi para pengungsi Ukraina.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari silam, jutaan orang terpaksa mengungsi. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terdapat hampir 5,5 juta pengungsi Ukraina yang terdaftar di berbagai organisasi kemanusiaan di Eropa.
Baca Juga: Serangan Rusia ke Ukraina Meningkat Usai Kunjungan Jokowi, Pengamat: Misinya Bukan Gencatan Senjata
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press