Lagi, 2 Prajurit Inggris Ditangkap Pemberontak Pro-Rusia dan Didakwa Tentara Bayaran, London Ngamuk
Krisis rusia ukraina | 3 Juli 2022, 09:13 WIBDONETSK, KOMPAS.TV - Pemberontak pro-Rusia mengungkapkan mereka telah menangkap dua prajurit Inggris lainnya.
Pemberontak yang memproklamirkan diri sebagai Republik Rakyat Donetsk (DPR) pada Jumat (1/7/2022) mengungkapkan mereka telah mendakwa dua prajurit Inggris yang ditangkap sebagai tentara bayaran.
Dengan dakwaan tersebut, kedua prajurit Inggris diyakini tak akan mendapat perlindungan seperti yang tertera pada Konvensi Jenewa.
“Investigasi dilakukan terhadap tentara bayaran Inggris, Dylan Healy dan Andrew Hill,” bunyi pernyataan seorang pejabat DPR dikutip dari CNN.
Baca Juga: Ukraina Bantah Lysychansk Dikepung, Benteng Terakhir Luhansk Masih Dikontrol Pasukan Zelensky
“Mereka didakwa di bawah tuduhan yang sama seperti tiga terdakwa tentara bayaran sebelumnya. Investigasi tengah dilakukan dan dakwaan telah dikeluarkan,” tuturnya.
Meski begitu, dakwaan yang dikeluarkan oleh DPR tak akan diakui secara internasional.
Kementerian Luar Negeri Inggris pun mengamuk dan mengutuk keras apa yang telah dilakukan pemerintahan pemberontak pro-Rusia tersebut.
Mereka menyebut apa yang dilakukan pemberontak pro-Rusia itu sebagai eksploitasi tahanan untuk tujuan politik.
Mereka mengungkapkan telah mengangkat masalah ini ke Pemerintah Rusia, dan berkoordinasi dengan pemerintah Ukraina untuk membebaskan mereka.
Baca Juga: Presiden Belarusia Tuduh Ukraina Serang Fasilitas Militer Negaranya, tapi Bisa Digagalkan
“Kami telah melakukan kontak berkesinambungan dengan Pemerintah Ukraina terkait masalah ini, dan mendukung Ukraina dalam usaha membebaskan mereka,” ujuarnya.
Sebelumnya, prajurit Inggris lainnya, Aiden Aslin dan Shaun Pinner, serta warga Maroko, Brahim Saadoune, dijatuhi hukuman mati karena menjadi tentara bayaran untuk Ukraina.
Pejabat DPR mengatakan mereka merupakan pasukan asing yang telah ditangkap tentara Rusia di Mariupol, Ukraina, April lalu.
Pinner, Aslin, dan Saadouane akan dihukum mati oleh regu tembak, dan mereka memiliki waktu hingga 9 Juli untuk melakukan banding.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : CNN