Rudal Rusia Hantam Mall yang Ramai di Ukraina, Sedikitnya 13 Orang Tewas
Krisis rusia ukraina | 28 Juni 2022, 06:01 WIBKREMENCHUK, KOMPAS.TV — Pembom jarak jauh Rusia menembakkan rudal yang menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di pusat kota Kremenchuk, Ukraina, Senin (27/6/2022). Zelenskky mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil berada di dalam mal saat itu, dan sebagian besar dapat menyelamatkan diri. Namun demikian, serangan ini sedikitnya menewaskan 13 orang dan melukai 40 orang lainnya.
Jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah, karena tim penyelamat masih mencari di bawah puing-puing. Atas permintaan Ukraina, Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan darurat di New York pada Senin malam untuk membahas serangan itu.
Zelenskyy mengatakan mal itu bukan merupakan ancaman bagi Rusia dan tidak memiliki nilai strategis. Dia menuduh Rusia menyabotase upaya warga Ukraina untuk menjalani kehidupan normal.
Baca Juga: Ukraina Klaim 35.000 Tentara Rusia Tewas selama 124 Hari Perang, Dihajar di Bakhmut dan Kurakhove
Dalam pidatonya, dia mengatakan tampaknya pasukan Rusia sengaja menargetkan pusat perbelanjaan. “Serangan Rusia hari ini di sebuah pusat perbelanjaan di Kremenchuk adalah salah satu serangan teroris paling ‘berani’ dalam sejarah Eropa,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Menurut pejabat Ukraina, pembom jarak jauh Tu-22M3 Rusia yang terbang di atas wilayah Kursk barat Rusia menembakkan rudal, kemudian menghantam pusat perbelanjaan. Sedangkan satu rudal lainnya menghantam arena olahraga di Kremenchuk.
“Rusia terus mengeluarkan impotensinya pada warga sipil biasa. Tidak ada gunanya mengharapkan kesopanan dan kemanusiaan dari pihaknya, ”kata Zelenskyy.
Walikota Kremenchuk Vitaliy Maletskiy menulis di Facebook bahwa serangan itu menghantam daerah yang sangat ramai, yang 100 persen tidak memiliki hubungan dengan angkatan bersenjata.
Baca Juga: Usai Hadiri KTT G7, Presiden Jokowi Direncanakan Bertemu Presiden Ukraina di Kiev!
PBB menyebut serangan itu “menyedihkan,” dan menekankan bahwa infrastruktur sipil tidak boleh menjadi sasaran. Pemimpin Kelompok G7 mengeluarkan pernyataan Senin malam mengutuk serangan itu dan mengatakan bahwa serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Presiden Rusia Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban.
Serangan rudal itu terjadi ketika para pemimpin Barat menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk Ukraina. Ekonomi utama dunia juga terus menyiapkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk pembatasan harga minyak dan tarif barang yang lebih tinggi.
Sementara itu, Amerika Serikat tampaknya siap untuk menanggapi permintaan Zelenskyy untuk memberikan lebih banyak sistem pertahanan udara. Selain itu, NATO berencana untuk meningkatkan pasukan reaksi cepatnya hampir delapan kali lipat, menjadi 300.000 tentara.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Purwanto
Sumber : The Associated Press