> >

Pekerja Korea Utara Rayakan Hari Anti-Amerika, Bersumpah Balas Dendam Seribu Kali Lipat ke AS

Kompas dunia | 25 Juni 2022, 14:42 WIB
Pameran lukisan pada perayaan Hari Anti-Amerika, Kamis (23/6/2022), di Pyongyang, Korea Utara. (Sumber: KCNA Via News NK)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Para pekerja Korea Utara bersumpah akan membalas dendam seribu kali lipat kepada Amerika Serikat (AS).

Sumpah itu menjadi bagian dari perayakaan Hari Anti-Amerika yang diselenggarakan terakhir kali lima tahun.

Perayaan itu diungkapkan oleh media Pemerintah Korea Utara, Jumat (24/6/2022).

Pada laporan pertemuan pekerja saat perayaan Hari Perjuangan Anti-Amerika, 25 Juni, Rodong Sinmun mengungkapkan, warga melihat pameran lukisan kekejaman Amerika saat perang Korea 1950-53.

Baca Juga: Propaganda Aneh Korea Utara, Tayangkan Video Gadis 11 Tahun yang Bahagia di bawah Rezim Kim Jong-Un

Hal itu dilakukan untuk mengingatkan mereka akan kebijakan bermusuhan dari AS.

“Kemarahan dan permusuhan mendidih terhadap musuh bebuyutan imprialis AS,” bunyi artikel Rodong Sinmun tentang Pertemuan Resolusi Balas Dendam yang diadakan Kamis (22/6/2022) di Pyongyang, seperti dikutip dari NK News.

Mereka menuduh AS mengikuti kebijakan bermusuhan yang tak berubah terhadap Korea Utara dengan ambisi untuk menghancurkan negara tertutup yang dipimpin Kim Jong-un itu.

Korea Utara terus menyatakan bahwa AS berusaha menginvasi mereka pada 25 Juni 1950.

Namun, konsensus luar biasa di antara sejarawan di seluruh dunia adalah pemimpin pertama Korea Utara, Kim Il-sung memprakarsai invasi yang telah lama direncanakan ke Korea Selatan.

“Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah dengan penjajah (AS) adalah dengan senjata,” kata salah seorang peserta dalam pertemuan itu.

Baca Juga: Kim Jong-Un Pimpin Rapat Militer Korea Utara, Uji Coba Rudal Balistik Akan Dilanjutkan?

Ia juga bersumpah muntuk menembakkan senjata melepaskan seribu kali lipat balas dendam untuk memusnahkan setiap warga AS hingga akhir.

Artikel itu mengatakan bahwa warga Korea Utara mempertahankan kesadaran kelas anti-imperialis dan anti-Amerika yang kuat.

Selain itu juga bawa warga Korea Utara berkumpul di sekitar Kim Jong-un dalam perang melawan AS dengan senjata di satu tangan dan palu di tangan lainnya.

Perayaan tersebut juga memperlihatkan konten anti-Jepang dan anti-imperialisme, dan semua itu menjadi bagian dari apa yang disebut Korea Utara sebagai “kelas pendidikan”.

Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah

Sumber : NK News


TERBARU