Pembangkang Kebijakan Arab Saudi Dibunuh dan Disiksa Secara Seksual di Penjara
Kompas dunia | 25 Juni 2022, 13:36 WIB"Memenjarakan, menyiksa dan melecehkan seorang ibu tua seperti Aida Al Ghamdi karena putranya telah mencari suaka pasti menjijikkan dan itu tindakan yang salah di negara mana pun," kata Lucy.
Abdullah melarikan diri dari Arab Saudi selepas mendapat ancaman karena kampanye melawan kebijakan otoriter di negara itu. Ibunya, Aida, dan dua saudara laki-lakinya ditangkap ketika dirinya pergi.
"Mereka ditangkap bukan karena melakukan kejahatan, tetapi karena aktivisme saya," kata Abdullah yang aktivitasnya disorot dalam laporan penelitian itu.
Baca Juga: Penembakan Massal di Ibu Kota Norwegia Jelang Parade Pride: 2 Tewas, Belasan Terluka
Sementara itu, Lucy juga mengutip kasus Loujain Al Hathloul, tahanan yang dipenjara lantaran mengkampanyekan hak-hak perempuan.
Menurut laporan, Loujain telah menderita berbagai siksaan, termasuk disengat listrik, dicambuk dan dilecehkan secara seksual saat berada di penjara.
Sebelumnya, Loujain dan kolega sukses mengkampanyekan hak menyetir bagi perempuan Saudi Arabia.
Ia lantas ditangkap bersama 10 aktivis hak perempuan pada Mei 2018, beberapa minggu sebelum negara itu membatalkan larangan menyetir bagi perempuan.
Pejabat Saudi Arabia membantah tuduhan penyiksaan pada Loujain yang telah bebas dari bui sejak tahun lalu. Pemerintah juga belum menjawab tanggapan terbaru atas rilis dari Grant Liberty.
"Kita bisa mulai dengan menuntut pembebasan para tahanan consiciense ini. Grant Liberty tidak akan berhenti sampai setiap tahanan dibebaskan dan Arab Saudi mengakui demokrasi serta hak asasi manusia," tegas Lucy.
Baca Juga: Kisah Anne Frank dan Buku Hariannya tentang Kekejaman Nazi Jadi Tema Google Doodle Hari Ini
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Gading-Persada
Sumber : The Independent