Ukraina Tuduh Rusia Gunakan Bom Fosfor di Sumy, Satu Anak Disebut Terluka karena Serangan Itu
Krisis rusia ukraina | 24 Juni 2022, 15:07 WIBSUMY, KOMPAS.TV - Ukraina menuduh Rusia menggunakan bom fosfor saat melakukan serangan ke wilayah Sumy.
Kepala Pemerintahan Militer Regional Sumy, Dmytro Zhyvytskyi membuat tuduhan tersebut di postingan Telegram, Kamis (23/6/2022).
Zhtvytskyi mengungkapkan bahwa seorang anak cedera dan harus dirawat di rumah sakit karena serangan tersebut.
Sejumlah pejabat Ukraina dan kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) sebelumnya menuduh Rusia telah menggunakan senjata berbahaya itu.
Baca Juga: Rusia Rekrut Guru dan Pekerja Konstruksi di Ukraina Timur untuk Perbaiki Wilayah Pendudukan
Bom fosfor merupakan amunisi yang membuat daging terbakar dan membuat korbannya mengalami sejumlah luka.
Rusia sendiri sebelumnya membantah telah menggunakan persenjataan seperti itu di Ukraina.
Dikutip dari Newsweek, Zhyvytskyi, pasukan Rusia telah menggunakan penembak roket BM-21 Grad di Ynakivka, kota di Distrik Sumy yang dekat perbatasan Rusia.
Namun, ia tak mengungkapkan adanya korban jiwa dalam serangan tersebut.
Ia hanya mengungkapkan pasukan Rusia menggunakan peluru fosfor dan mencederai satu anak kecil.
Menurut Kelompok Human Rights Watch (HRW), senjata fosfor putih menempati wilayah abu-abu dalam hukum internasional.
Meski begitu, senjata tersebut terkenal karena parahnya cedera yang ditimbulkannya.
Baca Juga: Wow, Jupiter Diyakini Planet Kanibal dan Memakan Planet Lainnya hingga Jadi Terbesar di Tata Surya
“Fosfor putih sangat larut dalam lemak dan oleh karena itu sangat membakar daging manusia,” bunyi pernyataan HRW.
“Jika fragmen fosfor putin memasuki aliran darah, mereka dapat menyebabkan kegagalan beberapa organ. Luka yang sudah dibalut dapat kembali terkelupas saat pembalut dilepas, dan mereka kembali terkena oksigen,” ujarnya.
Zhyvytski juga mengungkapkan dalam postingannya, bahwa pasukan Rusia telah menembakkan mortar ke Seredino-Bud, sebuah kota di perbatasan Rusia.
Ia mengungkapkan bahwa informasi terkait jumlah korban dan kerusakan akan segera keluar.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Newsweek