Gagal Selamatkan Sri Lanka, PM Wickremesinghe Dikritik Tak Punya Gebrakan Ekonomi
Kompas dunia | 23 Juni 2022, 11:27 WIBKOLOMBO, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe telah gagal menyelamatkan negaranya dari kebangkrutan.
Menurut pengamat. PM Wickremesinghe tak melakukan gebrakan untuk memperbaiki ekonomi negaranya yang akhirnya menyebabkan krisis BBM.
Wickremesinghe ditunjuk sebagai PM Sri Lanka, bulan lalu, menggangikan Mahinda Rajapaksa yang mengundurkan diri.
Ia diharapkan bisa menangani krisis ekonomi Sri Lanka, mengingat ia sosok veteran dalam memimpin pemerintahan.
Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut, Sekolah Ditutup hingga Tak Bisa Beli BBM Meski dengan Uang Tunai
Jabatannya saat ini menjadi yang keenam kalinya Wickremesinghe sebagai PM Sri Lanka.
Tetapi menurut Pengamat Kebijakan dan Ekonomi di Pusat Pembangunan Global, Anit Mukherjee, PM Wickremesinghe tak melakukan langkah pembangunan baru yang spesifik untuk memperbaiki ekonomi negaranya.
Menurut Mukherjee, PM Wickremesinghe malah berkomentar menekan para kritikus dan oposisi parlemen, bahwa ia telah mewarisi tugas sulit yang tak dapat diperbaiki dengan cepat.
“Ia menetapkan harapan dengan sangat-sangat rendah,” kata Mukherjee dilansir dari ABC News, Kamis (23/6/2022).
Wickremesinghe juga dinilai telah membuat pernyataan seperti m,engirim pesan kepada pemberi pinjaman potensial.
“Anda tak bisa membiarkan negara dengan kepentingan strategis seperti ini runtuh,” ujar Mukherjee membaca maksud Wickremesinghe.
Baca Juga: PM Sri Lanka Sebut Ekonomi Negaranya Runtuh, Tak Mampu Beli BBM walau Tunai Sekali pun
Muukherjee mencatat bahwa Sri Lanka berada di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.
Sebelumnya pada Rabu (22/6/2022), PM Wickremesinghe mengungkapkan kepada Anggota Parlemen Sri Lanka, bahwa ekonomi negaranya telah tuntuh.
Ia menegaskan bahwa Sri Lanka menghadapi situasi yang serius, dan memperingatkan kemungkinan bakal jatuh hingga di posisi terbawah.
PM Wickremesinghe bahkan menegaskan sudah taka da negara atau persuahaan yang mau menjual bbm ke mereka bahkan dengan uang tunai, karena hutang mereka terlalu besar.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : ABC News