Dramatis! Belanda Tangkap Intelijen Rusia yang Coba Menyusup Pengadilan Kriminal Internasional
Krisis rusia ukraina | 17 Juni 2022, 05:45 WIBDEN HAAG, KOMPAS.TV - Belanda menghentikan mata-mata Rusia yang menyamar sebagai pekerja magang Brasil untuk menyusup ke Pengadilan Kriminal Internasional ICC, yang sedang menyelidiki kejahatan perang di Ukraina.
Warga Rusia, yang diidentifikasi sebagai Sergey Vladimirovich Cherkasov, 36, terbang ke Belanda bulan April menggunakan kisah penyamaran rumit yang dia buat selama 12 tahun terakhir.
Namun pihak berwenang Belanda mengatakan mereka melihat identitas palsunya sebagai warga negara Brasil berusia 33 tahun bernama Viktor Muller Ferreira, dan membuka kedoknya sebagai agen intelijen militer GRU Moskow.
Cherkasov dipulangkan pada penerbangan berikutnya kembali ke Brasil, di mana polisi mengatakan dia ditangkap karena penipuan identitas.
Belanda mengatakan Cherkasov bisa saja mengakses intelijen "sangat berharga" dalam penyelidikan ICC atas kejahatan perang di Ukraina atau bahkan memengaruhi proses pidana di pengadilan yang berbasis di Den Haag.
Kepala Dinas Intelijen dan Keamanan Umum Belanda, atau AIVD, mengatakan "sangat jarang" menangkap agen Rusia "kaliber ini".
"GRU menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menciptakan identitas palsu ini. Ini adalah upaya yang sangat besar," kata Erik Akerboom seperti dikutip oleh kantor berita ANP Belanda, Kamis (16/5/2022).
Baca Juga: Intelijen Inggris Ungkap Rusia Kehabisan Senjata, Disebut Mulai Gunakan Rudal Kuno dari Era 1960-an
Cherkasov adalah apa yang disebut "ilegal" - istilah mata-mata untuk agen yang tinggal di luar negeri dengan identitas palsu selama bertahun-tahun, yang "identitas penyamarannya dibangun dengan baik" menyembunyikan semua hubungan dan kaitan dengan Rusia, kata AIVD.
Dalam adegan yang mungkin berasal dari novel mata-mata, Belanda bahkan merilis dokumen empat halaman yang menjelaskan "legenda" Cherkasov yang kemungkinan ditulis oleh Cherkasov sendiri sekitar tahun 2010.
Dokumen yang sangat rinci dalam bahasa Portugis namun dengan kesalahan tata bahasa, termasuk kisah latar belakangnya, seperti hubungannya yang diduga bermasalah dengan orang tuanya, kebenciannya pada ikan, cintanya pada seorang guru.
Kisah yang dibuat juga mencoba menutupi keraguan tentang keturunan Brasilnya, mengatakan dia dijuluki "Gringo" karena "tampak seperti orang Jerman" dan menyertakan alamat lengkap sebuah restoran di Brasilia dengan "rebusan cokelat terbaik di kota" dan klub malam, dalam upaya nyata untuk mendukung cerita penyamarannya.
Namun dinas intelijen Belanda menunjuknya sebagai "ancaman bagi keamanan nasional" dan memberi tahu dinas imigrasi.
"Dengan alasan ini, orang yamg dituding sebagai agen intel Rusia itu ditolak masuk ke Belanda pada bulan April dan dinyatakan tidak dapat diterima. Dia dikirim kembali ke Brasil pada penerbangan pertama," kata AIVD.
Baca Juga: Intelijen Rusia Samakan Tindakan Kemlu AS dengan Badan Propaganda Nazi, Ini Alasannya
"Peserta magang dari Rusia" itu bila lolos akan memberinya akses ke gedung dan sistem ICC pada saat ICC sedang menyelidiki kejahatan perang di Ukraina, termasuk dugaan kejahatan Rusia sejak invasi 24 Februari.
"Untuk alasan itu, akses rahasia ke informasi Pengadilan Kriminal Internasional akan sangat berharga bagi dinas intelijen Rusia," kata AIVD.
Seandainya mata-mata Rusia berhasil, "Dia akan dapat mengumpulkan intelijen di sana dan untuk mencari (atau merekrut) sumber, dan mengatur untuk memiliki akses ke sistem digital ICC," tambahnya.
"Dia mungkin juga bisa memengaruhi proses pidana ICC."
Polisi federal Brasil mengatakan mereka telah menangkap seorang pria, yang tidak disebutkan namanya, pada bulan April setelah dia ditolak masuk ke Belanda karena dia menggunakan identitas palsu.
"Menggunakan skema pemalsuan yang canggih, dia mengambil identitas palsu seorang Brasil yang orang tuanya sudah meninggal," kata polisi dalam sebuah pernyataan, menambahkan dia tetap dalam tahanan sambil menunggu persidangan.
Baca Juga: Putin Tahan Pejabat Intelijen Rusia, Diyakini Gara-Gara Penyerangan ke Ukraina Tak Sesuai Rencana
Orang Rusia itu masuk ke Brasil pada 2010 dan juga tinggal di Irlandia dan Amerika Serikat, sebelum kembali ke Brasil untuk mempersiapkan kepindahannya ke Belanda.
"Dia akan memulai masa percobaan enam bulan di Pengadilan Kriminal Internasional sebagai analis junior di Bagian Pemeriksaan Awal", kata mereka.
ICC berterima kasih kepada Belanda karena mengungkap mata-mata itu.
"Pengadilan Kriminal Internasional telah diberi pengarahan oleh pihak berwenang Belanda dan sangat berterima kasih kepada Belanda atas operasi penting ini dan secara lebih umum karena mengungkap ancaman keamanan," kata juru bicara Sonia Robla dalam sebuah pernyataan yang dikutip Straits Times.
Belum ada reaksi langsung dari Rusia atas kabar tersebut.
Belanda punya sejarah mengungkap operasi intelijen Rusia di tanah mereka.
Pada tahun 2018, Belanda mengusir empat mata-mata GRU Rusia yang dituduh mencoba meretas pengawas senjata kimia global saat sedang menyelidiki serangan di Suriah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times