Kunjungan 3 Pemimpin Uni Eropa ke Kiev Disebut Sia-Sia jika Zelensky Harus Serahkan Wilayah ke Rusia
Krisis rusia ukraina | 17 Juni 2022, 05:15 WIBKIEV, KOMPAS.TV – Arak-arakan kunjungan tiga pemimpin negara Uni Eropa, yakni Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi, pada Kamis (16/6/2022) ke ibu kota Ukraina, ditujukan demi memamerkan dukungan bagi negara yang tengah digempur invasi Rusia itu. Mereka berikrar bakal mendukung permintaan Kiev menjadi kandidat resmi untuk bergabung dalam blok 27 negara Eropa itu.
Macron bahkan berjanji memberi enam senjata artileri truk yang lebih kuat demi mempersenjatai Ukraina menahan gempuran Rusia di kawasan Donbas di timur.
“Para pemimpin ini melakukan segalanya agar Ukraina sendiri bisa memutuskan nasibnya,” ujar Macron dalam konferensi pers, dilansir dari Associated Press, Kamis (16/6/2022).
Baca Juga: Tiga Pemimpin Uni Eropa Kunjungi Kiev Temui Zelensky, Bakal Dukung atau Justru Tekan Ukraina?
Namun, kunjungan gabungan itu disebut sia-sia dan tak akan menghasilkan kemajuan jika mereka meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani kesepakatan damai dengan Rusia. Apalagi bila kesepakatan itu melibatkan penyerahan teritori.
Hal itu diungkapkan Gubernur Luhansk, termasuk wilayah Donbas di timur Ukraina yang kini tengah digempur Rusia, Serhiy Haidai.
“Saya yakin presiden kami, Volodymyr Zelensky, tak akan membuat konsesi atau memperdagangkan teritori kami,” ujar Haidai.
Ia menyatakan, jika ketiga pemimpin itu menekan Zelensky agar menyerahkan wilayah pada Putin atas nama perdamaian, maka seyogianya, merekalah yang menyerahkan wilayah mereka sendiri.
“Jika seseorang ingin menghentikan Rusia dengan memberi mereka wilayah, Jerman punya Bavaria, Italia punya Tuscany, Prancis bisa menyerahkan Provence, misalnya,” ujar Haidai merujuk wilayah-wilayah di tiga negara Eropa itu.
Baca Juga: Macron Sebut Eropa Harus Bersatu Dukung Ukraina, Singgung Separatis Pro-Rusia di Moldova
Menurutnya, konsesi berupa pemberian wilayah pada Rusia tak lantas manjur menghentikan perang dan mewujudkan perdamaian.
“Hari ini hanya satu wilayah, besok satu wilayah lagi, lusa wilayah lain lagi,” sindirnya telak.
Kunjungan itu sesungguhnya membawa beban simbolis yang berat. Ketiga kekuatan Eropa Barat itu telah menuai kritik karena terus berhubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan malah gagal menyediakan persenjataan buat Ukraina dalam skala yang diperlukan untuk menangkis serangan Rusia.
Banyak kalangan di Ukraina berharap, kunjungan tiga pemimpin yang disusul oleh Presiden Rumania Klaus Iohannis di Kiev itu dapat menjadi titik balik yang membuka jalan bagi pasokan persenjataan baru yang berarti. Terlebih, kunjungan itu dilakukan jelang persiapan pemberian keputusan pekan depan seputar permintaan Ukraina jadi kandidat anggota Uni Eropa.
Baca Juga: Zelenskyy Ungkap Macron Memintanya Serahkan Sebagian Wilayah Ukraina demi Selamatkan Muka Putin
Para sekutu Eropa telah mengirim senjata-senjata berat bagi Ukraina. Pun, menjatuhkan sanksi terhadap Rusia gelombang demi gelombang, yang justru mencekik perekonomian Eropa sendiri.
Tetapi, itu semua tak cukup. Ukraina menyatakan butuh lebih banyak persenjataan baru, seiring gempuran Rusia yang pelan tetapi pasti, terus menekan pertahanan mereka di wilayah Donbas.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press