Menteri Pertahanan Inggris: Kemenangan Ukraina atas Rusia Penting karena China Amati Reaksi Barat
Krisis rusia ukraina | 16 Juni 2022, 13:31 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace menegaskan kemenangan Ukraina atas Rusia sangat penting.
Pasalnya, menurut Wallace, China tengah mengamati reaksi Barat atas invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Ia menegaskan jika perang berakhir dengan Moskow mengontrol 20 persen Ukraina, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin masih berkuasa, maka China akan belajar bahwa Barat tak memiliki tekad.
Apalagi, sebelum itu kesimpulan yang sama sempat muncul setelah Taliban kembali mengontrol Afghanistan tahun lalu, setelah pasukan Amerika Serikat (AS), Inggris dan NATO ditarik dari sana.
Baca Juga: Ukraina Akui Sulit Menang Lawan Rusia, Gara-gara Baru Terima 10 Persen Pasokan Senjata NATO
“Ukraina menjadi penting karena China saat ini tengah memperhatikan,” kata Wallace di Oslo, Norwegia, Rabu (15/6/2022).
“Anda bisa melihat semua permasalahan di Taiwan. Perang ini (di Ukraina) jelas mengenai tekad Barat untuk mempertahankan nilai-nilainya,” ujar Wallace.
Ia pun menegaskan, karena itu semua jenis orang yang memiliki pandangan berbeda tentang dunia, atau musuh dan pesaingnya, akan melihat dan menguji tekad itu.
“Serta terlibat sejauh mana mereka dapat mendorongnya,” ucap Wallace.
Barat sendiri telah memperlihatkan bagaimana Inggris, AS dan sekutu Barat lainnya bersatu untuk memberikan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Putin.
Baca Juga: Ribuan Warga Sipil Ukraina Terperangkap di Severodonetsk, Rusia Tuduh Pasukan Kiev Gagalkan Evakuasi
Selain itu mereka mendukung Ukraina dengan pemberian bantuan persenjataan yang mematikan.
“Jika Rusia mengira akan melukiskan kisah perpecahan dan kegagalan, sebenarnya hal itu tak terjadi, dan China akan menyadarinya,” tuturnya.
Para analis mencurigai China akan mengambil dari pelajaran atas respons Barat terhadap penyerangan Rusia ke Ukraina.
Apalagi, Beijing saat ini mulai berpikir untuk menggunakan kekuatan militer demi mengontrol Taiwan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Sky News