Beberapa Pemimpin NATO Dukung Niat Swedia dan Finlandia Bergabung serta Janjikan Dukungan ke Ukraina
Krisis rusia ukraina | 15 Juni 2022, 14:28 WIBDEN HAAG, KOMPAS.TV — Sejumlah pemimpin tujuh negara NATO dari seluruh Eropa hari Selasa, (14/6/2022) menjanjikan dukungan mereka untuk Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO dan menyediakan lebih banyak senjata berat untuk membantu Ukraina memerangi Rusia, seperti laporan Associated Press, Rabu, (15/6/2022)
Dukungan tersebut disuarakan usai pertemuan informal di kediaman resmi Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Den Haag yang diselenggarakan bersama oleh mitranya dari Denmark, Mette Frederiksen. Para pemimpin lain yang hadir adalah presiden Rumania dan perdana menteri Belgia, Polandia, Portugal, dan Latvia.
"Pesan saya tentang keanggotaan Swedia dan Finlandia adalah, saya sangat menyambutnya," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, yang juga hadir. "Ini adalah keputusan bersejarah. Ini akan memperkuat mereka, dan akan memperkuat kami."
Namun dia mengatakan aliansi itu juga harus menanggapi secara serius kekhawatiran yang diangkat oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menjatuhkan veto atas kemungkinan keanggotaan untuk kedua negara sampai mereka mengubah kebijakan mereka dalam mendukung militan Kurdi yang dianggap oleh Ankara sebagai teroris.
“Tidak ada sekutu NATO lain yang menderita lebih banyak serangan teroris daripada Turki,” kata Stoltenberg.
Stoltenberg mengatakan pada hari Senin dia senang pemerintah Swedia mengkonfirmasi "kesiapannya untuk mengatasi kekhawatiran Turki sebagai bagian dari memikul kewajiban keanggotaan NATO di masa depan."
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, sementara itu, mengkritik kurangnya dukungan sejauh ini untuk Ukraina, yang berulang kali meminta senjata yang lebih banyak dan lebih berat.
“Kita belum melakukan cukup banyak untuk membela Ukraina, untuk mendukung rakyat Ukraina untuk mempertahankan kebebasan dan kedaulatan mereka. Dan inilah mengapa saya mendesak Anda, saya meminta Anda untuk berbuat lebih banyak untuk mengirimkan senjata, artileri ke Ukraina,” kata Morawiecki.
Baca Juga: Presiden Meksiko Salahkan NATO Terkait Perang Rusia-Ukraina: Kebijakanmu Amoral!
“Di mana kredibilitas kita jika Ukraina gagal? Bisakah kita membayangkan Ukraina gagal dan kita kembali ke bisnis seperti biasa? Mudah-mudahan tidak,” imbuhnya.
Pertemuan itu terjadi menjelang KTT NATO 29-30 Juni di Madrid yang akan berusaha untuk menetapkan jalan yang sulit bagi aliansi di tahun-tahun mendatang.
Stoltenberg mengatakan aliansi itu meningkatkan pertahanannya setelah serangan Rusia ke Ukraina, memperkuat “kemampuan kami untuk melindungi dan mempertahankan setiap inci wilayah sekutu NATO.”
Stoltenberg mengatakan, di Madrid nanti, “kami akan mengambil langkah selanjutnya dan menyetujui penguatan besar dari postur (militer) kami. Malam ini kami membahas perlunya kehadiran ke depan yang lebih kuat dan siap tempur, bahkan kesiapan yang lebih tinggi dan lebih banyak peralatan dan persediaan yang telah ditempatkan sebelumnya.”
Dia juga mengatakan "Ukraina seharusnya memiliki lebih banyak senjata berat, dan sekutu serta mitra NATO sudah menyediakan senjata berat untuk waktu yang lama. Tetapi mereka juga meningkatkan (suplai senjata)."
Pertemuan itu menyusul pertemuan hari Jumat di Bucharest dari sembilan negara NATO di sayap timur aliansi di mana beberapa pemimpin mendesak NATO untuk meningkatkan perlindungan sehubungan dengan perang berkepanjangan Rusia melawan Ukraina.
“Kita perlu memastikan NATO mampu dan siap untuk merespons secara efektif dan terkalibrasi terhadap ancaman yang dihadapinya,” kata Presiden Rumania Klaus Iohannis kepada wartawan setelah pertemuan hari Jumat. “Aliansi harus mampu mempertahankan setiap inci wilayahnya.”
Tiga anggota NATO, Bulgaria, Rumania, dan Turki, ketiganya berbatasan dengan Laut Hitam, yang telah berubah menjadi medan pertempuran utama dalam perang di Ukraina.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Associated Press