> >

Pasukan Rusia Kuasai 80% Sievierodonetsk, Dituduh Gunakan Taktik Bumi Hangus

Krisis rusia ukraina | 15 Juni 2022, 00:05 WIB
Sisa-sisa mobil yang hancur di sepanjang jalan Sieverodonetsk, Luhansk, Ukraina. Foto diambil pada 8 Juni 2022. Pada Selasa (14/6/2022), Gubernur Luhansk Sergiy Haidai menyatakan bahwa pasukan Rusia telah menguasai sekitar 80% kota Sievierodonetsk. (Sumber: AP Photo/Oleksandr Ratushniak)

LVIV, KOMPAS.TV - Pasukan Rusia dilaporkan telah menguasai sekitar 80% kota Sievierodonetsk, salah satu daerah terakhir di Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk yang masih dikuasai Ukraina.

Kota ini merupakan salah satu titik terpanas pertempuran Donbass belakangan ini.

Selain menguasai mayoritas wilayah kota, Rusia juga dilaporkan telah menghancurkan tiga jembatan yang menjadi jalur utama ke luar Sievierodonetsk.

Namun, Ukraina tetap mencoba mengevakuasi penduduk yang terluka.

Gubernur Luhansk versi Ukraina, Sergiy Haidai menyatakan bahwa evakuasi massal warga sipil “tidak mungkin” karena gencarnya pertempuran dan bombardier Rusia.

Baca Juga: Pertempuran Donbass Dapat Menentukan Akhir Perang Rusia-Ukraina

Menurutnya, pasukan Ukraina dipaksa mundur hingga ke pinggiran kota.

Ia mengeklaim Rusia menggunakan “metode bumi hangus dan serangan artileri berat.”

“Masih ada kesempatan untuk evakuasi bagi (penduduk) yang terluka, komunikasi dengan militer Ukraina dan penduduk setempat,” kata Haidai kepada Associated Press, Selasa (14/6/2022).

Walaupun pasukan Rusia terus mendesak, Haidai menegaskan, Sievierodonetsk belum sepenuhnya diblokade dari Ukraina.

Sievierodonetsk masih ditinggali sekitar 12.000 orang ketika pertempuran terjadi.

Sebelum invasi Rusia, populasi kota ini mencapai 100.000 jiwa.

Haidai menambahkan, lebih dari 500 penduduk berlindung di pabrik kimia Azot yang berulangkali digempur Rusia.

Dalam kurun 24 jam terakhir, gubernur Luhansk itu melaporkan bahwa terdapat 70 warga sipil yang berhasil dievakuasi.

Beberapa pekan belakangan, Rusia menggempur posisi-posisi Ukraina di kawasan Donbass yang terdiri dari Oblast Luhansk dan Donetsk, dua daerah yang diklaim separatis pro-Rusia.

Mengenai Donbass, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengakui bahwa situasi pertempuran berlangsung “sulit” bagi pihaknya.

“Situasinya sulit. Tugas kami adalah melawan balik,” kata Zelenskyy.

Baca Juga: Akses ke Sivierdonetsk Diputus, Rusia Ancam Pasukan Ukraina: Menyerah atau Mati

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU