Agar Tetap Waras di Masa Perang, Warga Ukraina Belajar Tertawakan Pahit Getir Perang
Krisis rusia ukraina | 14 Juni 2022, 22:35 WIBKIEV, KOMPAS.TV – Perang di Ukraina tentu saja bukanlah hal yang lucu. Namun, warga Ukraina kini tengah belajar menertawakan pahit getir perang yang mereka alami.
Bukan karena mereka ingin, tetapi lantaran mereka harus. Harus tetap waras di tengah kebrutalan perang yang telah merenggut nyawa puluhan ribu orang.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan tentaranya, terutama yang telah meninggal atau terluka, jadi target favorit humor gelap warga Ukraina di masa perang.
“Tak ada komedian yang menggunakan materi lama saat ini. Semua komedian menulis tentang hal baru, pengalaman baru, tentang perang,” tutur komedian Anton Tymoshenko yang kerap tampil dalam stand-up comedy, seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (14/6/2022).
Baca Juga: Biden Sebut Kiev Tak Dengarkan Peringatan Invasi Rusia, Zelenskyy: Kalian yang Tak Mau Dengar
Tetapi, tetap ada batasan pada humor gelap tentang perang: warga Ukraina yang gugur, tak bisa ditertawakan.
Juga, sejumlah pertempuran paling mengerikan, seperti pengepungan Mariupol dan pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan itu. Pun, pembantaian brutal di Bucha dan sejumlah lokasi lain.
Komedian paling kondang Ukraina tak lain adalah Volodymyr Zelensky, yang kini menjadi pemimpin mereka. Ia terpilih jadi presiden pada 2019.
Dalam serial komedi televisi berjudul 'Pelayan Rakyat', mantan komika sekaligus aktor itu berperan sebagai seorang guru SMA yang dicintai yang tak sengaja jadi presiden. Setelahnya, lakon komedi itu justru jadi kenyataan.
Namun, sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu, Zelensky tak punya banyak alasan untuk melucu. Invasi yang dilancarkan Putin memaksanya jadi pemimpin di masa perang. Pidato hariannya pada rakyatnya, kerap kali suram.
Baca Juga: Zelenskyy: Ukraina Akan Rebut Kembali Seluruh Wilayah yang Diduduki Rusia, Termasuk Krimea
Sementara Zelensky terus berupaya menggalang dukungan internasional dan tentaranya berperang dengan tank dan artileri kiriman Barat, warga Ukraina yang jauh dari garis depan menggunakan humor dan candaan sebagai senjata.
Senjata melawan kecemasan dan kemurungan selama perang terhadap Rusia. Pun, agar merasa sebagai satu kesatuan, tertawa sekaligus menangis bersama dalam kepedihan dan kemarahan.
“Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan kesehatan mentalmu di masa perang, saya pikir begitu, karena saya tak punya uang untuk pergi ke psikiater,” kata Tymoshenko.
“Banyak warga Ukraina tak punya uang untuk pergi ke psikiater, dan stand-up (comedy) adalah psikoterapi yang sangat murah. Cuma dengan 8 atau 10 dolar – itu harga tiketnya –, Anda sudah bisa tertawa selama sejam,” terang Tymoshenko.
“(Stand-up comedy) ini saya pikir membantu. Jadi yah, benar-benar lega dan puas rasanya menertawakan perang,” imbuhnya.
Saban akhir pekan, Tymoshenko dan sejumlah komika lainnya tampil di klub komedi bawah tanah di ibu kota Kiev.
Baca Juga: Pertempuran Donbass Dapat Menentukan Akhir Perang Rusia-Ukraina
Yuliia Shytko, seorang penonton, mengakui dirinya jadi lebih bersemangat usai tertawa terbahak-bahak bersama para penonton lainnya.
“Berkat mereka, kami dapat berkumpul bersama, merasakan sekaligus menikmati ini bersama,” ujarnya.
“Sungguh menyenangkan. Dan pasti berat menulis materi humor tentang perang. Tetapi faktanya, itu membantu semua orang,” pungkasnya.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press