> >

Balas Uji Coba Rudal Korea Utara, Korea Selatan dan AS Lakukan Demonstrasi Siap Serang Kim Jong-Un

Kompas dunia | 6 Juni 2022, 11:55 WIB
Ilustrasi uji coba rudal. AS dan Korea Selatan lakukan uji coba rudal gabungan sebagai balasan uji coba rudal Korea Utara, sekaligus demonstrasi bahwa mereka siap serang Kim Jong-un. (Sumber: Sky News)

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Selatan dan Amerika Serikat  melakukan aksi balasan atas uji coba rudal Korea Utara.

Korea Selatan dan AS ikut menembakkan delapan rudal berurutan, Senin (6/6/2022) pagi, merespons uji coba yang dilakukan Korea Utara.

Pada Minggu (5/6/2022), Kim Jong-un memerintahkan peluncuran delapan rudal jarak dekat secara beruntun.

Hal itu menimbulkan ketakutan bahwa ia berencana melakukan uji coba nuklir pertama negara itu sejak 2017 lalu.

Baca Juga: Dua Politikus India Bikin Berang Negara Islam Hingga Taliban, Dilaporkan Menghina Nabi Muhammad

Seperti diungkapkan Yonhap dikutip dari Sky News, uji coba rudal Korea Selatan dan AS dilakukan untuk mendemonstrasikan kemampuan mereka melakukan serangan presisis terhadap sumber dari serangan rudal Korea Utara.

Atau juga pusat kendali dan dukungan, yang diindikasikan sebagai posisi dari Kim Jong-un yang merupakan komandan tertinggi dalam memberikan perintah.

Dari delapan rudal yang ditembakkan, tujuh merupakan milik Korea Utrara dan satu Amerika.

Kedelapan rudal itu ditembakkan dalam jarak 10 menit antar satu dengan yang lain lain, yang dimulai pukul 4.45 pagi waktu setempat.

Kedelapan rudal itu pun mendarat di Laut Jepang.

Sebelumnya, AS juga melakukan uji coba rudal gabungan dengan AS, yang Tokyo sebut sebagai menunjukkan kemampuan respons cepat dan tekat kuat untuk melawan ancaman.

Ketika Korea Utara melakukan uji coba peluncuran rudal terbaru, AS dan Korea Selatan baru saja mengakhiri latihan militer gabungan.

Baca Juga: Kekerasan di Nigeria, Ada Warga Dibakar Massa Hingga Tewas Karena Berselisih dengan Tokoh Agama

Dan respons yang diberikan Korea Selatan itu, adalah bukti lebih jauh dari posisi Seoul usai Presiden Yoon Suk-yeol terpilih.

Berbeda dengan pendahulunya, Moon Jae-in, Yonn Suk-yeol memilih jalur lebih keras terhadap Korea Utara.

Ia pun langsung menyetujui peningkatan latihan militer gabungan saat bertemu Presiden AS, Joe Biden, dan menggabungkan postur pencegahan mereka.

Korea Utara sendiri sebelumnya mengkritik latihan gabungan kedua negara sebagai bukti dari kebijakan bermusuhan Washington terhadap mereka.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Sky News


TERBARU