Bicara dengan Sekjen NATO, Erdogan: Keberatan Turki atas Masuknya Swedia-Finlandia Sudah Tepat
Kompas dunia | 4 Juni 2022, 10:45 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg bahwa keberatan Ankara atas masuknya Swedia dan Finlandia ke pakta pertahanan tersebut, sudah “tepat.”
Hal tersebut disampaikan Erdogan melalui pembicaraan telepon dengan Stoltenberg pada Jumat (3/6/2022).
Sebagaimana diwartakan Daily Sabah, kantor kepresidenan Turki menyatakan bahwa Stoltenberg-Erdogan mengadakan pembicaraan telepon terkait aksesi Swedia dan Finlandia ke dalam NATO.
“Kedua negara (Swedia dan Finlandia) jelas harus menjamin bahwa mereka telah berhenti menyokong ‘terorisme’, bahwa mereka akan mencabut sanksi (militer) terhadap Turki, dan bahwa mereka siap bersolidaritas dengan aliansi (NATO),” kata Erdogan kepada Stoltenberg dikutip Daily Sabah.
Erdogan keberatan terhadap aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO karena menuduh duo Skandinavia itu menyokong milisi Kurdi yang dimusuhi Turki.
Baca Juga: Turki Masih Keberatan Swedia-Finlandia Gabung NATO, Erdogan Sorot ‘Risiko’ Terkait Milisi Kurdistan
Sementara itu, sanksi yang dimaksudnya adalah embargo senjata dari Swedia dan Finlandia yang ditetapkan karena intervensi militer Turki di Suriah.
Di lain sisi, Stoltenberg mengaku pihaknya berupaya membahas tentang keinginan Turki sebagai anggota NATO. Politikus asal Norwegia itu menyebut Ankara sebagai sekutu penting.
“Turkiye adalah sekutu yang bernilai dan kami menghargai upaya meeka untuk menjembatani kesepakatan mengenai keamanan pangan. Kami (Stoltenberg dan Erdogan) menyinggung aksesi NATO Finlandia dan Swedia dan akan melanjutkan dialog kami,” demikian cuit Stoltenberg usai bertelepon dengan Erdogan.
Selain bertelepon dengan Erdogan, Stoltenberg juga dilaporkan bertemu dengan Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin di Washington, Amerika Serikat (AS) untuk mendiskusikan aksesi NATO serta kekhawatiran Turki.
Swedia dan Finlandia secara resmi mengajukan keanggotaan NATO pada 18 Mei lalu. Dua negara ini pilih bergabung NATO mengingat situasi keamanan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Legislator Finlandia Serukan Boikot Produk Turki, Ini Alasannya
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV