Merasa Didiskriminasi, Desa di Korea Utara Gunakan Darah Rusa untuk Obat Covid-19
Kompas dunia | 2 Juni 2022, 17:51 WIB“Tipe darah rusa yang dijual di pasar gelap untuk darah mentah dan bubuk darah kering,” ujar sumber yang merupakan seorang warga.
“Darah mentah di sebuah botol penisilin dihargai sekitar 10.000 won atau setara Rp26.000, sedangkan bubuk darah di botol penisilin seharga 5.000 won (Rp13.000),” tambahnya.
Baca Juga: Kecelakaan Aneh, Nelayan Nyaris Tewas Setelah Ikan Loncat Masuk Mulut dan Terjebak di Tenggorokan
Menurut sumber itu darah mentah sangat sulit dijual karena gampang tumpah.
“Jadi warga mengeringkannya dan menjualnya. Saat rusa melahirkan, saat itu plasenta keluar. Mereka kemudian mengeringkannya dan menjualnya untuk pengobatan virus Corona,” katanya.
Seorang penduduk di Pyongan Utara, juga menyebut obat darah rusa juga dijual di tempatnya.
Ia mengatakan bahwa alih-alih menangkap rusa di alam liar, para pekerja di peternakan rusa yang memasok daging dan produk sampingan lainnya untuk pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, keluarganya dan pejabat tinggi lainnya, menjual ilegal darah rusa di pasar gelap.
Penulis : Haryo Jati Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Radio Free Asia