> >

Analis: Harga Minyak Tinggi, Embargo Energi Rusia dari Uni Eropa Bisa Jadi Bumerang

Krisis rusia ukraina | 1 Juni 2022, 11:24 WIB
Dari kiri: Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bertemu di gedung Europa di Brussels, Selasa, (31/5/2022). (Sumber: AP Photo/Olivier Matthys)

Baca Juga: Gabon Serukan Konservasi Alam Punya Nilai Moneter, Konservasi dan Menekan Emisi Gas Sama Pentingnya

Serupa dengan Chris, Matteo Villa selaku ahli energi dan peneliti dari Italia menyebut embargo energi atas Rusia bisa jadi bumerang.

"Risikonya adalah harga minyak secara umum bakal naik karena sanksi Eropa. Jika itu terjadi, Rusia mulai mendapatkan lebih banyak keuntungan dan Eropa kehilangan taruhannya," kata Villa.

Diketahui, pihak Moskow memanfaatkan sanksi itu untuk mendulang dukungan masyarakat untuk kampanye antipati terhadap Barat. Wakil Kemhan Rusia Dymitry Medvedev menyebut embargo energi akan mengurangi pendapatan ekspor Rusia, berdampak pada berkurangnya dana sosial untuk kebutuhan masyarakat.

"Mereka membenci kita semua. Keputusan itu berasal dari kebencian terhadap Rusia dan terhadap semua rakyatnya," tulis Medvedev via media sosial.

Gazprom, raksasa perusahaan minyak di Rusia, langsung mengambil tindakan dengan memutus pasokan gas menuju GasTerra (Belanda) dan Oersted (Denmark). Mereka juga menyetop pasokan gas ke Shell energy Europe yang menuju Jerman, setelah sebelumnya menyegel aliran energi ke Bulgaria, Polandia dan Finlandia.

Terlepas dari itu, Uni Eropa mencegah embargo pada sektor pangan karena berisiko menyebabkan terjadinya krisis pangan global.

Baca Juga: Turki Masih Keberatan Swedia-Finlandia Gabung NATO, Erdogan Sorot ‘Risiko’ Terkait Milisi Kurdistan

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Desy-Afrianti

Sumber : AP


TERBARU