Malaysia Segera Larang Ekspor Ayam, Konsumen Singapura Cemas Harga Makanan dan Hidangan Meroket
Kompas dunia | 31 Mei 2022, 17:00 WIBKUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Konsumen di Singapura dilanda kecemasan dan mulai bersiap menghadapi semacam malapetaka meroketnya harga hidangan nasional nasi ayam mereka, karena negara tetangga Malaysia sedang bersiap untuk melarang ekspor ayam mulai hari Rabu, (1/6/2022) seperti laporan Associated Press, Selasa, (31/5/2022)
Malaysia dilaporkan bergerak melarang ekspor ayam untuk meningkatkan pasokan di pasarnya sendiri dan menahan lonjakan harga.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengumumkan pekan lalu bahwa mulai 1 Juni, Malaysia akan melarang ekspor 3,6 juta ayam per bulan sampai harga domestik dan produksi stabil. Langkah itu paling terasa di Singapura, yang sumber sepertiga unggasnya berasal dari Malaysia.
Hampir semua ayam diimpor hidup-hidup ke Singapura, di mana mereka disembelih dan didinginkan.
Konsumen Singapura kini brepacu membeli ayam hidup menjelang larangan tersebut, di mana media lokal melaporkan bahwa rak-rak di beberapa pasar basah dan supermarket, ayam segar mulai raib dari pasar.
Baca Juga: Bongkar Arena Judi di Perbatasan RI-Malaysia, Petugas Sita Puluhan Ekor Ayam Aduan
The Singapore Straits Times melaporkan, penjual ayam memperkirakan biaya ayam dingin bisa naik hingga 30 persen, membuat harga hidangan ayam hampir bisa dipastikan akan melonjak.
Pemerintah Singapura mendesak konsumen untuk beralih ke ayam beku dan daging alternatif lainnya, dan sedang menjajaki pasar baru untuk membeli ayam segar.
Namun ada kekhawatiran atas nasib nasi ayam Singapura yang dijual di mana-mana, mulai dari jajanan kaki lima hingga hotel-hotel ternama.
Restoran populer Tian Tian Hainanese Chicken Rice, yang mendapatkan unggas sepenuhnya dari Malaysia, dilaporkan akan memperkenalkan hidangan daging babi dan makanan laut daripada menggunakan ayam beku jika gagal menemukan pemasok baru.
Larangan Malaysia datang ketika negara-negara di seluruh dunia bergulat dengan melonjaknya harga pangan, sebagian didorong oleh perang Ukraina.
Ukraina adalah pengekspor utama jagung dan biji-bijian yang merupakan komponen utama pakan ayam.
India juga bergerak untuk melindungi pasarnya, membatasi ekspor gula dan gandum, sementara Indonesia menghentikan sementara, dan kemudian mencabut pelarangan penjualan minyak sawit ke luar negeri.
Baca Juga: Mengejutkan, Ketatnya Penjagaan Pentagon Bisa Ditembus Seekor Ayam
Selain larangan ekspor, Malaysia juga menghapus izin impor ayam dan makanan lainnya untuk meningkatkan pasokan makanan dan menekan harga di tengah kemarahan publik.
Kebijakan ini sebelumnya cukup berhasil membatasi harga ayam dan mengalokasikan subsidi untuk petani yang tertekan oleh kenaikan biaya pakan ayam, sebagian disebabkan oleh melemahnya mata uang Malaysia.
Kebijakan itu dipandang sebagai langkah mengejutkan pemerintah Malaysia dibawah Ismail Sabri, yang mengambil alih kekuasaan pada Agustus dan menghadapi pemilihan umum tahun depan.
Pemerintah Malaysia saat ini juga dilaporkan sedang menyelidiki klaim bahwa kartel mengendalikan harga dan pasokan ayam.
Larangan itu tidak hanya menimbulkan kekhawatiran di Singapura tetapi juga mengganggu peternak unggas kecil Malaysia yang memasok ke Singapura yang berjuang menjaga operasi mereka tetap berjalan.
Pemerintah tidak mengatakan berapa lama larangan ekspor akan berlangsung, tetapi para pejabat memperkirakan pasokan dan harga akan normal dalam waktu satu bulan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press