> >

Penembak yang Tewaskan 19 Anak SD Bisa Masuk Gedung Sekolah tanpa Dihalangi, Polisi Dianggap Lelet

Kompas dunia | 27 Mei 2022, 17:12 WIB
Ilustrasi. Seorang perempuan menangis usai sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, Amerika Serikat (AS) diserang pria bersenjata api yang membantai 19 anak-anak, Selasa (24/5/2022). (Sumber: William Luther/The San Antonio Express-News via AP)

UVALDE, KOMPAS.TV - Kepolisian mengungkapkan fakta baru bahwa penembak yang tewaskan 19 anak SD dan dua gurunya bisa masuk gedung sekolah di Texas dengan bebas tanpa dihalangi.

Menurut anggota Texas Ranger, Victor Escalon, tak ada penjaga yang menghalangi penembak yang diketahui bernama Salvador Ramos itu.

Escalon juga membela respons polisi, meski banyak kritikan karena dianggap lelet untuk mengonfrontasi penembak.

Saksi mata mengungkapkan bahwa polisi terlihat ragu untuk menghadapi pelaku yang berada di dalam gedung sekolah.

Baca Juga: Terungkap, Penembak yang Tewaskan 19 Anak SD di Texas Ternyata Beli 2 Senjata di Hari Ultahnya ke-18

Insiden itu terjadi di gedung Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, Amerika Serikat, Selasa (24/5/2022).

Pelaku diketahui masih berusia 18 tahun, dan akhirnya ditembak mati oleh pihak berwenang.

Pernyataan Escalon sendiri berbeda dengan keterangan awal yang disampaikannya.

Pada Kamis (26/5), Escalon mengatakan bahwa pelaku menembak seorang penjaga, dan ternyata itu tidak benar.

Faktanya, tak ada penjaga di dalam sekolah saat pelaku tiba.

Escalon mengatakan petugas kepolisian memasuki sekolah empat menit setelah pelaku, yang masuk pada pukul 11.40.

Tetapi pelaku baru terbunuh sejam kemudian, yaitu pada pukul 12.45, setelah tim taktis Patroli Perbatasan AS tiba.

“Mereka tak langsung masuk karena ada tembakan yang mereka terima,” tutur Escalon.

Namun, polisi dianggap terlalu lambat bergerak sehingga korban tewas menjadi sangat besar.

Salah seorang ayah yang putranya menjadi korban, mengungkapkan ingin langsung masuk ke dalam sekolah karena frustrasi atas respons polisi.

Baca Juga: Romantis, Kim Jong-Un Beri Nama Program Vaksinasi Covid-19 Korea Utara Ramuan Cinta Abadi

Menurut Escalon, yang juga juru bicara Departemen Keamanan Publik Texas, mengatakan polisi berada di luar karena memanggil bantuan, dan juga mengevakuasi murid dan guru.

“Sejam kemudian tim taktis Patroli Perbatasan AS tiba, mereka masuk dan menembak mati tersangka,” katanya.

Namun, pernyataan Escalon dianggap menyimpang dari pedoman yang menjadi standar praktik polisi setelah pembantaian di SMA Columbine pada 1999.

Pedoman itu menyatakan bahwa petugas pertama di tempat kejadian harus melakukan apa yang mereka bisa, dan secepat mungkin menghentikan serangan tanpa menunggu bantuan.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : BBC


TERBARU