Putin Goda Warga Zaporizhzhia dan Kherson Gabung Rusia, Permudah Syarat Pindah Kewarganegaraan
Krisis rusia ukraina | 25 Mei 2022, 23:28 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui dekrit yang mempermudah syarat pindah kewarganegaraan bagi warga Zaporizhzhia dan Kherson, dua oblast (daerah setingkat provinsi) Ukraina yang diduduki pasukan Rusia sejak Maret lalu.
Langkah ini dipandang sebagai dorongan agar warga Ukraina mau pindah kewarganegaraan menjadi bagian Rusia.
Dokumen tersebut dipublikasikan di portal informasi pemerintah Rusia pada Rabu (25/5/2022).
Sebagaimana diwartakan TASS, beberapa amandemen dibuat dalam persyaratan aplikasi kewarganegaraan Rusia.
Kemudahan persyaratan itu disebut sama dengan yang diperoleh warga di wilayah separatis Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).
“Warga Ukraina, Republik Rakyat Donetsk, atau Republik Rakyat Luhansk yang tinggal di teritori DPR, LPR, Zaporizhzhia Ukraina atau Kherson Ukraina punya hak untuk mengajukan aplikasi untuk menjadi warga negara Federasi Rusia dengan persyaratan yang dipermudah sesuai Pasal 14 Undang-Undang Federal tanggal 31 Mei 2022 no. 62-FZ tentang “Kewarganegaraan Federasi Rusia,” demikian tulis dokumen tersebut sebagaimana dikutip TASS.
Baca Juga: Ukraina Perlu Sistem Peluncur Roket Laras Banyak dan Minta Barat Segera Kirim Secepatnya
Pasal undang-undang federal itu mempermudah syarat warga negara asing yang ingin menjadi warga Rusia.
Syaratnya dipermudah dengan menyingkirkan persyaratan lainnya yang sebelumnya harus tinggal di Rusia minimal selama lima tahun, punya mata pencaharian, serta uji pengetahuan bahasa Rusia.
Dekrit yang mempermudah syarat pindah kewarganegaraan itu efektif berlaku mulai hari ini, Rabu (25/5).
Sebelumnya, dekrit yang mempermudah syarat kewarganegaraan diperkenalkan ke warga Donetsk dan Luhansk pada 2019 lalu.
Ketika memulai invasi ke Ukraina, Putin beralasan hendak membela separatis di dua wilayah tersebut.
Pihak Ukraina menuding Rusia berupaya mencaplok wilayahnya dengan mengadakan “pseudo-referendum” kemudian menganeksasinya seperti Krimea.
Baca Juga: Serangan Artileri Rusia, Sekolah dan Taman Bermain Anak Hancur di Bakhmut Ukraina
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : TASS