PBB: Saat Ini Ada 100 Juta Orang Terpaksa Mengungsi akibat Konflik, Pelanggaran HAM dan Penganiayaan
Kompas dunia | 23 Mei 2022, 08:54 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Badan PBB yang mengurus pengungsi UNHCR mencatat saat ini ada 100 juta orang di dunia yang dipaksa melarikan diri dari konflik, kekerasan, pelanggaran HAM dan penganiayaan, seperti pernyataan UNCHR hari Minggu (22/5/2022).
Menurut UNHCR, angka 100 juta pengungsi adalah tonggak mengejutkan dan pertama kalinya dalam sejarah.
“Seratus juta adalah angka yang mencolok, serius dan mengkhawatirkan dalam ukuran yang sama. Ini rekor yang seharusnya tidak pernah dibuat,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi. “Ini harus menjadi peringatan untuk menyelesaikan dan mencegah konflik yang merusak, mengakhiri penganiayaan, dan mengatasi penyebab mendasar yang memaksa orang yang tidak bersalah meninggalkan rumah mereka.”
Menurut UNHCR, jumlah orang yang dipindahkan secara paksa di seluruh dunia naik menjadi 90 juta pada akhir tahun 2021, didorong oleh gelombang baru kekerasan atau konflik berkepanjangan di negara-negara termasuk Ethiopia, Burkina Faso, Myanmar, Nigeria, Afghanistan, dan Republik Demokratik Kongo. .
Pada tahun 2022, perang di Ukraina membuat 8 juta orang mengungsi di dalam negeri tahun ini dan memaksa sekitar 6 juta orang meninggalkan negara itu.
100 juta orang yang dipindahkan secara paksa di seluruh dunia mewakili 1 persen dari populasi global dan setara dengan negara terpadat ke-14 di dunia.
Baca Juga: Federasi Palang Merah Murka, Eropa Perlakukan Berbeda Pengungsi asal Ukraina dan Afrika
Jumlah tersebut termasuk pengungsi dan pencari suaka serta 53,2 juta orang yang mengungsi di dalam perbatasan mereka karena konflik.
“Respons internasional terhadap orang-orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina sangat positif,” tambah Grandi.
“(perasaan) welas asih itu hidup, dan kami membutuhkan mobilisasi serupa untuk semua krisis di seluruh dunia. Tapi pada akhirnya, bantuan kemanusiaan adalah paliatif, bukan obat. Untuk membalikkan tren ini, satu-satunya jawaban adalah perdamaian dan stabilitas sehingga orang yang tidak bersalah tidak dipaksa untuk bertaruh antara bahaya akut di rumah atau pelarian berbahaya dan pengasingan”. tegas Grandi
Pekan lalu, Organisasi Internasional untuk Migrasi IOM menginformasikan rekor 59,1 juta orang mengungsi di tanah air mereka sendiri tahun lalu, empat juta lebih banyak daripada tahun 2020.
Konflik dan kekerasan memicu 14,4 juta pengungsi internal pada tahun 2021, meningkat hampir 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, peristiwa terkait cuaca seperti banjir, badai dan topan mengakibatkan sekitar 23,7 juta perpindahan internal pada tahun 2021, terutama di kawasan Asia-Pasifik.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/United Nations/UNHCR