> >

Pengakuan Mengejutkan Tentara Rusia: Saya Tak Ingin Jadi Bagian dari Penyerangan ke Ukraina

Krisis rusia ukraina | 23 Mei 2022, 07:11 WIB
Ilustrasi tentara Rusia. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang tentara Rusia yang ikut bertempur di Ukraina mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan.

Tentara yang merupakan perwira junior itu memberikan pengakuan mengejutkan bahwa ia sebenarnya tak ingin menjadi bagian dari penyerangan ke Ukraina.

Perwira yang namanya tak disebutkan itu mengungkapkan perasaan bersalah yang ia rasakan.

Ia pun merasa bahwa sebenarnya invasi ini bukanlah pertempuran miliknya.

Baca Juga: Presiden Polandia Temui Zelensky, Dukung Ukraina untuk Tak Berikan Wilayah ke Rusia

“Kami merasa kotor dan lelah. Orang di sekitar kami sekarat. Saya tak ingin merasa menjadi bagian dari itu, tetapi nyatanya saya adalah bagian dari itu,” ujarnya kepada CNN.

Ia mengatakan dirinya kemudian menemui komandannya dan memutuskan mengundurkan diri di tempat.

CNN sendiri tak mengungkapkan identitasnya sang perwira demi keamanannya.

Ceita sang perwira sendiri menjadi salah satu bukti dari banyaknya rumor tentang tentara Rusia yang menolak berperang.

Berdasarkan penilaian pejabat Barat termasuk Pentagon, tentara Rusia mengalami penurunan moral dan kekalahan di beberapa lokasi di Ukraina.

Berdasarkan pernyataan Badan Keamanan Siber dan Intelijen Inggris, beberapa dilaporkan berani menentang pemerintah.

Kementerian Pertahana Rusia pun tak merespons permintaan komentar terkait hal itu.

Perwira yang berbicara kepada CNN, mengungkapkan ia merupakan bagian dari pengumpulan besar tentara di Barat Rusia.

Baca Juga: Putin Dipermalukan Tentara Rusia, Tembakkan Rudal Rp72 Miliar tapi Hanya Hancurkan Toilet Umum

Ia mengaku awalnya tak tahu dan tak berpikir banyak bahwa mereka disiapkan untuk menyerang Ukraina.

Bahkan ia tak mempertanyakan ketika harus menyerahkan ponselnya pada 22 Februari, saat bertugas di Krasnodar, Rusia.

Perwira tersebut mengungkapkan malam itu ia mengecat garis putih di kendaraan militernya.

Kemudian, mereka diperintahkan menghapus cat tersebut.

“Perintah berubah, gambar huruf Z, seperti Zorro,” katanya mengingat saat itu.

“Keesokan harinya kami dibawa ke Krimea. Sejujurnya saya pikir kami tak akan ke Ukraina. Saya tak berpikir bahwa semua berujung seperti ini,” tambahnya.

Saat unitnya berkumpul di Krimea, Presiden Rusia, Vladimir Putin langsung melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari.

Ia mengungkapkan dua hari kemudian mereka diperintahkan untuk masuk ke Ukraina.

“Beberapa orang langsung menolak. Mereka menulis laporan dan pergi. Saya takt ahu apa yang terjadi pada mereka. Saya tak tahu kenapa. Keeseokan harinya kami pergi,” ujar tentara itu.

Sang pewira menegaskan ia tak tahu apa tujuan dari misi ini.

Baca Juga: Putin Disebut Ingin Sebabkan Eropa Tak Stabil dengan Kelaparan dan Krisis Pengungsian

Klaim Putin bahwa Ukraina bagian dari Rusia dan perlu dinazifikasi tak diketahui oleh para tentara Rusia.

“Kami tak dihantam dengan retorika Nazi Ukraina. Banyak yang tak mengerti untuk apa semua ini dan apa yang kami lakukan di sini,” katanya.

Ia mengatakan dirinya mengharapkan solusi diplomatik dan merasa bersalah atas invasi Rusia ke Ukraina.

Namun ia menambahkan dirinya tak berpengalaman dalam politik.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : CNN


TERBARU