> >

Terungkap, Manajer Chernobyl Ternyata Bekerja Sama dengan Rusia untuk Menguasai PLTN

Krisis rusia ukraina | 20 Mei 2022, 15:57 WIB
Tank Rusia memasuki wilayah PLTN Chernobyl. Tentara Rusia dikabarkan mulai meninggalkan PLTN Chernobyl. (Sumber: Twitter)

KIEV, KOMPAS.TV - Manajer di Chernobyl ternyata telah bekerja sama dengan Rusia untuk merebut dan menguasai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Ukraina tersebut.

Biro Investigasi Ukraina (DBR) mengungkapkan telah menahan wakil kepala fasilitas tersebut yang namanya tak disebutkan.

Pada pernyataannya, DBR mengungkapkan manajer tersebut melarikan diri dari PLTN, dan tak memberikan perlindungan fisik pada fasilitas tersebut.

Padahal itu merupakan bagian dari tanggung jawab profesionalnya.

Baca Juga: Waduh, Putin Bakal Ditetapkan sebagai Penjahat Perang oleh Resolusi Parlemen Ukraina

“Petugas DBR telah menginvestigasi kemungkinan keterlibatan pejabat itu dalam aktivitas subversif militer dalam merebut Chernobyl pada akihir Februari,” bunyi pernyataan DBR dikutip dari Metro.

“Petugas DBR bekerja sama dengan SBU (Badan Keamanan Ukraina) melakukan pencarian di tempat administrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl,” ujarnya.

DBR pun menegaskan sejumlah pencarian juga dilakukan di sejumlah tempat di kediaman tersangka.

Dokumen dan media digital telah disita selama investigasi.

Merebut Chernobyl, yang berjarak tiga jam dari Kiev, merupakan salah satu tujuan utama Rusia saat menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Tank Rusia memasuki fasilitas PLTN pada hari yang sama dan mengambil alih kontrol fasilitas tersebut.

PLTN Chernobyl terletak di tempat salah satu bencana terbesar di dunia pada 1986.

Baca Juga: Oposisi Rusia Minta AS Beri Sanksi untuk Antek-antek Putin Level Selanjutnya

Pasukan Rusia mengontrol fasilitas itu selama sebulan, sebelum akhirnya mundur dan kembali ke perbatasan.

Tak lama setelah mereka pergi, laporan mengungkapkan pasukan Rusia memasuki Hutan Merah, yang diketahui masih memiliki radiasi tinggi.

Karyawan PLTN Chernobyl menggambarkan aksi para tentara itu adalah bunuh diri.

Mereka mengatakan para tentara tak menggunakan peralatan anti-radiasi, dan beberapa bahkan tak pernah mendengar bencana itu.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Metro


TERBARU