Rusia dan AS Saling Tuding atas Memburuknya Situasi Pangan Dunia di tengah Perang Rusia dan Ukraina
Krisis rusia ukraina | 20 Mei 2022, 05:17 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Amerika Serikat dan Rusia hari Kamis (19/5/2022) saling tuding dan menyalahkan di sidang Dewan Keamanan PBB tentang Ketahanan Pangan, atas memburuknya situasi pangan di seluruh dunia saat perang di Ukraina berlangsung seperti dilaporkan Straits Times, Jumat, (20/5/2022).
Washington meminta Moskow mengizinkan ekspor gandum Ukraina yang tertahan di pelabuhan Laut Hitam. Ukraina adalah salah satu produsen gandum terbesar di dunia.
"Berhenti memblokir pelabuhan di Laut Hitam. Izinkan arus bebas kapal dan kereta api dan truk yang membawa makanan keluar dari Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken selama pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat.
"Berhenti mengancam untuk menahan ekspor makanan dan pupuk dari negara-negara yang mengkritik perang agresi Anda," kata Blinken.
"Pasokan makanan untuk jutaan orang Ukraina dan jutaan lainnya di seluruh dunia benar-benar disandera oleh militer Rusia," tambah Blinken.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, membalas dengan mengatakan negaranya disalahkan atas semua kesengsaraan dunia.
Nebenzia mengatakan dunia sudah lama menderita krisis pangan yang disebabkan oleh inflasi yang memburuk dan berkepanjangan, yang berasal dari kenaikan biaya asuransi, gangguan logistik, dan spekulasi di pasar Barat.
Baca Juga: Krisis Pangan Memburuk, PBB Minta Rusia Izinkan Ekspor Gandum Ukraina
Nebenzia lebih lanjut mengungkapkan pelabuhan Ukraina diblokir oleh Ukraina sendiri, dengan menempatkan ranjau laut di sepanjang pantai Laut Hitam.
Ukraina juga tidak mau bekerja sama dengan perusahaan pelayaran untuk membebaskan puluhan kapal barang asing yang diblokir di pelabuhan, kata Nebenzia, yang juga mengecam sanksi Barat terhadap Rusia, dengan mengatakan konsekuensinya memperburuk kerawanan pangan di seluruh dunia.
Blinken membalas "sanksi tidak mencegah Rusia mengekspor makanan dan pupuk."
"Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan banyak negara lain sengaja mengecualikan makanan, pupuk dan benih dari Rusia," katanya.
“Keputusan untuk membuat makanan menjadi senjata adalah ulah Moskow dan Moskow sendiri,” tuding Blinken sengit.
Sehari setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta Rusia untuk mengizinkan ekspor gandum Ukraina, sekitar 80 negara berencana untuk berpidato di pertemuan dewan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Straits Times