> >

Rusia Tuding Memburuknya Krisis Pangan Global Saat Ini Akibat Ulah Negara G7 yang Mengisolasi Rusia

Krisis rusia ukraina | 17 Mei 2022, 06:35 WIB
Petani Rusia memanen gandum di Tbilisskaya, Rusia, 21 Juli 2021. Rusia, Senin (16/5/2022), mengatakan krisis pangan global saat ini adalah akibat ulah negara-negara G7 mengisolasi Rusia secara ekonomi, logistik dan finansial. (Sumber: (AP Photo/Vitaly Timkiv, File)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kementerian luar negeri Rusia hari Senin (16/5/2022) mengatakan krisis pangan global saat ini adalah akibat ulah kelompok negara-negara G7 yang mengisolasi Rusia secara ekonomi, logistik, dan finansial, seperti laporan Straits Times, Selasa, (17/5/2022).

Rusia menuding tindakan Barat dan kelompok negara-negara G-7 khususnya untuk mengisolasi Moskow telah memperburuk kekurangan pangan global.

"Upaya untuk mengalihkan Rusia secara ekonomi, finansial, dan logistik dari saluran kerja sama internasional yang sudah berlangsung lama hanya memperburuk krisis ekonomi dan pangan," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan di situs webnya.

"Perlu dicatat tindakan sepihak negara-negara Barat, terutama dari Kelompok Tujuh, yang memperburuk masalah pemutusan rantai logistik dan keuangan pasokan makanan ke pasar dunia."

Para menteri luar negeri G-7 berjanji pada hari Sabtu untuk memperkuat isolasi ekonomi dan politik Rusia, terus memasok senjata ke Ukraina dan bekerja untuk mengurangi kekurangan pangan yang berasal dari serangan Rusia 24 Februari ke tetangganya.

Sebelum perang, gabungan Ukraina dan Rusia menyumbang sekitar 29 persen dari produksi gandum untuk pasar dunia. 

Harga gandum melonjak ke rekor tertinggi baru di perdagangan Eropa pada hari Senin, (16/5/2022) seperti dilaporkan France24, dipicu kebijakan India yang melarang ekspor gandum untuk menjaga suplai kebutuhan dalam negerinya akibat gelombang panas yang menghantam produksi.

Baca Juga: Harga Gandum Melonjak ke Rekor Tertinggi Dunia, Mi Instan Berpotensi Jadi Makanan Mewah

Harga gandum melonjak ke rekor tertinggi baru di perdagangan Eropa hari Senin, (16/5/2022) setelah India memutuskan untuk melarang ekspor gandum untuk menjaga suplai kebutuhan dalam negeri akibat gelombang panas yang menghantam produksi (Sumber: France24)

Dalam laporan France24, Senin (16/5/2022), harga gandum melonjak menjadi 435 euro per ton saat pasar Euronext dibuka, naik dari rekor sebelumnya 422 euro yang dicapai pada hari Jumat (13/5/2022) lalu.

Harga gandum global meroket di tengah kekhawatiran pasokan dunia yang berantakan sejak serangan Rusia bulan Februari ke Ukraina, yang sebelumnya Ukraina menyumbang 12 persen dari ekspor global gandum dunia.

Lonjakan tersebut, diperburuk oleh kekurangan pupuk dan panen yang buruk, memicu inflasi secara global dan menimbulkan kekhawatiran kelaparan dan kerusuhan sosial di negara-negara miskin.

India, produsen gandum terbesar kedua di dunia, pada hari Sabtu (14/5/2022) lalu mengatakan, mereka pemberlakukan larangan ekspor. Para pedagang harus mendapatkan persetujuan pemerintah melakukan ekspor gandum mereka.

New Delhi mengatakan, langkah itu diperlukan untuk melindungi ketahanan pangan 1,4 miliar penduduknya sendiri dalam menghadapi produksi yang lebih rendah dan harga global yang meningkat tajam.

Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya penduduk berbahasa Rusia dari pembunuhan oleh Ukraina, dan sebagai reaksi atas perluasan NATO ke Ukraina.

Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan Rusia tidak berdasar dan serangan ke Ukraina adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU