Korban Meninggal Terduga Covid-19 di Korea Utara Bertambah 15, Total Jadi 42 Orang
Kompas dunia | 15 Mei 2022, 07:50 WIBPara pengamat mengatakan hal itu dapat semakin membebani ekonomi rapuh negara itu, yang menderita dalam beberapa tahun terakhir karena berkurangnya secara tajam perdagangan eksternal yang disebabkan oleh penutupan perbatasan terkait pandemi, akibat sanksi ekonomi AS atas program nuklirnya dan akibat salah urusnya sendiri.
Selama pertemuan tentang wabah hari Sabtu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggambarkan wabah itu sebagai pergolakan besar secara historis dan menyerukan persatuan antara pemerintah dan rakyat untuk menstabilkan wabah secepat mungkin.
KCNA mengatakan per hari ini, lebih dari 1,3 juta orang telah terlibat dalam pekerjaan untuk memeriksa dan merawat orang sakit dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan.
Dikatakan semua orang dengan demam dan orang lain dengan gejala abnormal sedang dikarantina dan dirawat.
Dari mereka yang memiliki gejala, 496.030 telah pulih, sementara menurut catatan hari Sabtu, 324.4550 masih menjalani perawatan, seperti dilaporkan KCNA mengutip pusat pencegahan epidemi darurat negara itu.
Laporan media pemerintah mengatakan Kim dan pejabat senior Korea Utara lainnya menyumbangkan obat-obatan cadangan pribadi mereka untuk mendukung perjuangan anti-pandemi negara itu.
Selama pertemuan kemarin, Kim menyatakan optimisme negara itu dapat mengendalikan wabah, dengan mengatakan sebagian besar penularan terjadi di dalam komunitas yang terisolasi satu sama lain dan tidak menyebar dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press