> >

Lavrov: Barat Lancarkan Perang Hibrida Total, Rusia Justru Dapat Banyak Mitra Baru

Krisis rusia ukraina | 15 Mei 2022, 03:05 WIB
Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Moskow menjadi sasaran "perang hibrida total" oleh Barat, tetapi justru berhasil melawan sanksi Barat dengan menjalin kemitraan yang lebih dalam bersama China, India, dan banyak negara lainnya. (Sumber: RIA Novosti / Press Service of the Ministry of Foreign Affairs of the Russian Federation)

Sekembali dari perjalanan ke Timur Tengah, Lavrov juga menyebutkan, pentingnya hubungan Rusia dengan Mesir, Aljazair dan negara-negara Teluk, serta Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Baca Juga: China Diminta Lihat Respons Barat atas Serangan Rusia ke Ukraina dan Berkaca untuk Masalah Taiwan

India membeli gas alam cair secara besar-besaran dari Rusia dengan harga diskon dari pasar spot, walau pembeli gas alam cair di pasar spot tidak mau membeli karena sanksi Barat atas Rusia. (Sumber: Straits Times)

Dalam salah satu contoh poros ekspor hasil dari sanksi, Rusia menjual minyak mentah dua kali lebih banyak ke India dalam dua bulan setelah serangan 24 Februari ke Ukraina dibanding jumlah keseluruhan penjualan minyak mentah ke India pada tahun 2021.

Hal itu, kata Lavrov, karena negara-negara Barat berhenti membeli minyak Rusia dan kalangan penyulingan minyak India langsung menyambar kesempatan untuk membelinya dengan harga diskon.

Namun, meski Rusia bersikeras mereka dapat tumbuh walau ada sanksi, ekonominya diperkirakan akan menyusut antara 8,8 persen dan 12,4 persen, menurut dokumen kementerian ekonomi yang dilihat media, dan tidak kembali ke ukuran pra-serangan ke Ukraina sebelum 2026.

Inflasi konsumen tahunan meningkat pada April menjadi 17,83 persen, tertinggi sejak 2002.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU